Ponorogo (Antara Jatim) - Antrean panjang pembelian bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu. Koresponden Antara di Ponorogo melaporkan, antrean pembelian solar menggunakan jeriken plastik terlihat di sejumlah SPBU perbatasan kota hingga sepanjang 100-an meter dari titik pengisian. Antrian BBM solar tidak hanya didominasi kalangan penjual eceran yang ingin memasok persediaan mereka, tetapi juga melibatkan para petani dan pemilik kendaraan rakitan bermesin diesel (ledok) setempat. Menurut keterangan pengurus Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) se-Karesidenan Madiun, Agus Mustofa Latif, antrian tersebut sama sekali tidak menggambarkan telah terjadi kelangkaan di wilayah Kabupaten Ponorogo. Sebaliknya, pasokan BBM bersubsidi jenis solar di wilayah eks-Karesidenan Madiun sepenuhnya aman, karena tidak ada pengurangan alokasi sedikitpun. Hanya, kata dia, proses pembelian menggunakan jerigen memang kini dibatasi sesuai surat edaran PT Pertamina. "Masyarakat cenderung panik dikarenakan mengira penghapusan subsidi solar yang ada di Jakarta juga terjadi di sini (Ponorogo)," kata pengurus Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) se-Karesidenan Madiun, Agus Mustofa Latif. Ia menegaskan pasokan solar untuk wilayah eks-Karesidenan Madiun masih sama dengan jatah bulan-bulan sebelumnya. Tidak ada satupun pasokan BBM yang terlambat di setiap SPBU, bahkan beberapa ditambah sesuai DO ("delivery order") yang diajukan. "Untuk stok BBM baik itu solar maupun premium sampai hari ini tetap aman tidak ada kelangkaan," tegasnya. Agus berharap, masyarakat tidak perlu panik agar tidak menimbulkan gejolak. Pihak Pertamina sendiri telah menjamin stok BBM masih aman dan belum akan ada kenaikan harga maupun masalah apapun sehingga memicu keterlambatan pasokan ke daerah-daerah. Sepekan terakhir, antrian panjang terpantau terus terjadi di beberapa SPBU di Ponorogo. Puluhan kendaraan dan jerigen solar terlihat berderet antri untuk mendapatkan BBM solar. Pemandangan antrian paling parah dilaporkan terjadi terutama di SPBU yang lokasinya di desa. SPBU yang berada di Desa Grandu, Kecamatan Kauman misalnya, antrian warga yang membawa jurigen cukup terlihat hingga mencapai 50 sampai 100 meter. Sugeng salah saorang petani yang ikut mengantri di salah satu SPBU mengaku sudah seharian mengantri di salah satu SPBU yang ada di desa. "Dari kemarin sudah mulai antrian panjang, setiap mau membeli solar di SPBU selalu antri, sekarang saja saya antri dari jam 07.00 dan baru mendapatkannya pukul 12.00," tuturnya. Warga Desa Sukorejo ini menambahkan, sebagian SPBU banyak yang tidak memiliki stok solar. "Ada juga sebagian SPBU yang memasang plakat ditulis 'solar habis', jadi kami terpaksa mau mengantri seperti ini meskipun menunggu lama baru dapat," imbuhnya. Selain harus mengantri untuk pembelian juga dibatasi. "Sudah harus antri pembelian juga dibatasi 100 ribu atau sekitar 10 liter, itupun juga harus menyertakan surat dari desa, untuk yang membeli solar dengan jurigen," keluhnya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014