Jakarta (ANTARA News) - Film Soegija yang berkisah mengenai perjuangan uskup pribumi pertama, Mgr Albertus Soegijapranata selama masa peralihan kekuasaan dari jaman pendudukan Belanda, Jepang, kemerdekaan dan perang revolusi Indonesia antara tahun 1940-1949 mendapat apresiasi di Windhoek, Namibia .
Selain Soegija, empat film box office Indonesia lainnya seperti film 5 Cm, Merantau, Berbagi Suami dan Lovely Man diputar dalam Indonesian Film Week ke-2, demikian Counsellor KBRI Windhoek, Pramudya Sulaksono kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Selain pemutaran film KBRI Windhoek bekerjasama dengan Franco-Namibian Cultural Centre (FNCC) juga digelar Pameran Kain Wastra Nusantara Windhoek, dari tanggal 4 sampai 8 Agustus lalu.
Berbagai jenis wastra Nusantara seperti songket, ikat, tenun, ulos, sarung dan batik dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Papua digelar di Galeri FNCC.
Pada pembukaan Indonesian Film Week ditampilkan Tari Abyor yang dibawakan Aura Syifa Nareswari (7) siswi Sekolah Dasar Kleine Professor Collage, Windhoek yang memperoleh apresiasi dari kalangan korps diplomatik, undangan dan media massa.
Dubes RI Agustinus Sumartono mengharapkan Indonesian Film Week dapat menjadi jendala bagi masyarakat Namibia untuk lebih mengenal Indonesia dan masyarakatnya. Kegiatan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai platform dalam meningkatkan pertukaran budaya antar kedua negara. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014