Kediri (Antara Jatim) - Jaringan Islam Antidiskriminasi (JIAD) Jawa Timur, mendukung pemerintah untuk melarang adanya kelompok yang mengatasnamakan diri "Islamic State of Iraq and Syria atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berkembang di Indonesia. "Upaya pemerintah untuk bersikap tegas melarang peredaran gerakan ISIS merupakan langkah yang tepat," kata Koordinator JIAD Jatim Aan Anshori, Selasa. Aan mengatakan ideologi ISIS, yang menghalalkan kekerasan atas nama agama dalam mencapai tujuannya, punya potensi berkembang di Jawa timur, seiring dengan meratanya kekuatan jaringan Islam fundamental-radikal di beberapa daerah. Menurut dia, ide kekhilafahan Islam bukanlah persoalan kebebasan berekspresi dan berorganisasi, tapi sesungguhnya merupakan gagasan mengganti ideologi bangsa Indonesia. ISIS merupakan lembaga yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Ia menegaskan pemerintah harus melarang organisasi - organisasi yang berniat mengganti ideologi Pancasila, berkembang di Indonesia. Bahkan, ia meminta agar pemerintah menghukum yang bersangkutan dengan hukuman pidana. Ia mengatakan pihak tidak mengharapkan Indonesia kecolongan dengan adanya kelompok - kelompok radikal seperti ISIS berkembang di Indonesia. Untuk itu, ia juga meminta agar pemerintah dengan tegas melakukan aksinya dengan menangkap serta menghukum orang-orang yang terlibat kelompok terlarang. "Siapapun yang terlibat bisa dibawa ke pengadilan dengan tuduhan makar," tegasnya. Menyinggung terkait dengan masih adanya video ISIS beredar di jejaring sosial "YouTube", Aan mengatakan pemerintah juga harus tegas untuk memblokirnya. Sebab, beredarnya video tersebut justru bisa menyuburkan berbagai gerakan fundamental yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Pihaknya menilai, Indonesia termasuk "lahan" yang subur untuk mencoba mengembangkan ideologi mereka. Bahkan, diduga sejumlah warga negara Indonesia ada yang terlibat di dalamnya. "ISIS mengerti betul, Indonesia lahan yang subur. Kekuatan moderatnya besar, dan kekuatan fundamentalisnya juga tidak sedikit, sehingga mereka mengarahkan ekspansinya ke Indonesia," jelas Aan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014