Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan Universitas Narotama (Unnar) Surabaya memperluas jaringan internasional, namun Ubhara membidik universitas di Afrika, sedangkan ITS dan Unnar melirik universitas di Eropa. "Untuk mendukung internasionalisasi pendidikan itu, Ubhara akan mengikuti Indonesian Higher Education Expo (IHEE) atau pameran kampus di Kairo, Mesir pada 17-21 September mendatang," kata Kepala Lembaga Kerjasama Ubhara Amirullah ST MT di Surabaya, Senin. Didampingi Kepala Humas Ubhara M Fadli, ia menjelaskan Ubhara akan berperan dalam pameran pendidikan yang didukung Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Kemendikbud itu bersama sepuluh PTN/PTS Indonesia. "Peran serta dalam IHEE itu melalui kompetisi melalui proposal dan kami bersama ITS lolos mewakili PTN/PTS di Jatim. Harapan kami akan banyak mahasiswa dari Benua Afrika yang tertarik untuk menempuh studi di Ubhara Surabaya, terutama dari Mesir sendiri," katanya. Selain pameran pendidikan, pihaknya akan menjajaki kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan di kawasan ASEAN, Asia, Eropa, dan Afrika (Mesir), sehingga akan mewujudkan "world class university" untuk Ubhara yang memiliki misi unggul, kompetitif, dan beretika. Sementara itu, ITS telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan ASEAN and European University Network (ASEA-UNINET) di Innsbruck, Austria, belum lama ini. "Dengan adanya kerjasama tersebut, kesempatan mahasiswa ITS untuk melakukan riset maupun pertukaran pelajar ke negara-negara Asean, bahkan Eropa semakin terbuka lebar," kata Sekretaris LPPM Prof Dr Ir Gamantyo Hendrantoro PhD. ASEA-UNINET merupakan sebuah konsorsium yang beranggotakan perguruan tinggi terkemuka di ASEAN dan Eropa. ITS sudah bergabung dengan perkumpulan ini sejak 20 tahun silam, namun baru tahun ini mengikuti "plenary meeting" (rapat pleno) atau pertemuan resmi seluruh anggota ASEA-UNINET yang membahas rencana jalinan kerja sama. Dalam kerja sama pertukaran dosen dan mahasiswa itu, ITS bermitra dengan TU Vienna dari Austria, Politecnico Di Milano yang tersohor di Italia, serta berbagai perguruan tinggi Eropa lainnya mulai dari Spanyol hingga Rusia. "Peserta pertemuan juga menunjuk ITS bersama UGM sebagai wakil koordinator untuk Indonesia," katanya. Tidak jauh berbeda dengan ITS, Universitas Narotama Surabaya juga mendapat undangan untuk mengikuti pertemuan "joint working" ke-6 antara Kemdikbud Perancis dan Ditjen Dikti Kemdikbud di Lille University, Lille, Perancis pada 29 Mei hingga 16 Juni 2014. "Dalam pertemuan yang diikuti 175 orang dari delegasi Indonesia itu, PTS yang diajak Kemdikbud hanya dua universitas yakni kami dan Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta, sedangkan lainnya PTN, seperti UI, Undip, ITB, Unair, dan sebagainya, termasuk dari LIPI," kata Rektor Unnar, Hj Rr. Iswachyu Dhaniarti DS ST M.HP. Menurut dia, pertemuan itu membahas delapan tema "roundtable" yakni ekonomi, hukum, teknik, marine science, dan sebagainya. Unnar sendiri mendapatkan kajian bidang ekonomi dan hukum, karena Unnar secara kebetulan sudah ada kerja sama dengan Ipag Business School, Perancis, dalam bidang riset usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM). Selain itu, pihaknya juga diundang menyampaikan "paper" tentang UMKM di Singapura pada Desember 2014, lalu realisasi program riset UMKM bersama Ipag Business School Perancis yang akan dihadiri 200 mahasiswa Perancis pada Juni 2015. "Ratusan mahasiswa Perancis itu akan melakukan penelitian kewirausahaan selama satu bulan di Indonesia. Mereka akan kami bagi dalam tiga lokasi penelitian yakni Surabaya, Bali, dan Yogyakarta. Di Surabaya ada banyak UMKM yang bisa diteliti," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014