Kediri (Antara Jatim) - Temuan kasus "Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome" (HIV/AIDS) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada 2014 mencapai 615 kasus dengan berbagai macam profesi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono, Rabu mengatakan temuan kasus itu merupakan akumulasi sejak pemantauan pada 1996 sampai sekarang. Dari temuan kasus itu, diketahui 392 di antaranya adalah perempuan, sementara sisanya laki-laki. "Dari 615 kasus, jumlah temuan yang meninggal ada 183 orang dengan berbagai macam latar belakang dan profesi," katanya. Ia mengatakan, dari pemetaan profesi, diketahui ada yang bekerja sebagai karyawan, petani, buruh kasar, supir, siswa ataupun mahasiswa, pelaut, bahkan sampai ibu rumah tangga. Namun, ia juga menyebut, jumlah penderita HIV/AIDS dengan profesi tersebut tidak terlalu banyak. Misalnya, karyawan hanya 30 orang, petani hanya 25 orang. Jumlah kasus yang diketahui tinggi justru dari mereka yang berlatar belakang pekerja seks komersial (PSK) dengan temuan sampai 259 kasus, dan untuk ibu rumah tangga sampai 94 kasus. Menurut dia, banyak faktor ibu rumah tangga terkena HIV/AIDS, dan salah satunya terinfeksi dari suami ataupun dari alat suntik yang dinilai tidak bersih, sehingga tertular. Selain dari profesi, Adi juga mengatakan para penderita itu juga mempunyai latar belakang risiko yang memicu tertularnya penyakit yang menggerogoti daya tahan tubuh tersebut, di antaranya karena orientasi seks baik dengan heteroseks, biseksual, perinatal, ataupun tertular dari IDU atau alat suntik yang tidak steril. Pihaknya juga menyebut, pemerintah terus giat untuk mencegah penularan penyakit tersebut pada warga lainnya, di antaranya dengan sering melakukan sosialisasi dan meminta agar warga, terutama yang mempunyai risiko tinggi terkena HIV/AIDS untuk memeriksakan diri. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014