Brasilia (Antara/AFP) - Presiden Brazil Dilma Rousseff mengutuk serangan Israel di Gaza sebagai "pembantaian", Senin, bergabung dengan seruan internasional untuk menghentikan pertumpahan darah di wilayah pendudukan itu.
"Apa yang terjadi di Gaza berbahaya. Saya tidak berpikir itu genosida, tetapi saya pikir itu pembantaian," kata Rousseff pada forum yang diselenggarakan oleh surat kabar Folha de Sao Paulo, mendukung seruan PBB untuk gencatan senjata segera.
"Ini adalah masalah kemanusiaan. Ini tidak dapat dilakukan di jalur kecil (di wilayah itu), dengan orang-orang yang berada dalam situasi ketidakamanan besar, sangat terancam, dengan banyak wanita dan anak-anak," katanya.
"Kita tahu bahwa dalam perang seperti ini, orang-orang yang jadi korban adalah warga sipil."
Dia mengkritik agresi Israel sebagai "tidak proporsional" - menggemakan pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Brasil pekan lalu ketika menarik kembali duta besarnya untuk Israel, satu langkah yang menyebabkan persengketaan antara kedua negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, menanggapi dengan menyebut Brasil sebagai "kurcaci diplomatik."
"Saya menyesalkan kata-kata itu," kata Rousseff. "Kata-kata, termasuk juru bicara itu, kadang-kadang menciptakan iklim yang sangat buruk. Dalam hal ini, kita harus sangat berhati-hati."
Lebih dari 1.050 warga Palestina telah tewas dalam tiga pekan kekerasan yang menghancurkan di dan sekitar Gaza sejak Israel melancarkan ofensif, yang dikatakan bertujuan untuk menghentikan serangan roket Palestina. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014