Kediri (Antara Jatim) - Madumongso, merupakan salah satu kue tradisional. Kue dengan cita rasa manis nan legit itu sering disajikan dalam berbagai acara keluarga, seperti pernikahan, lamaran, sampai perayaan keagamaan. Lebaran pun tak lengkap kiranya tanpa suguhan kue ini. Tak ayal, banyak warga yang mencari kue ini, sehingga para pengusaha madumongso pun kebanjiran order. Salah satunya adalah Khotipah. Pengusaha madumongso asal Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Khotipah mengatakan, proses membuat kue itu tidak mudah. Rangkaian panjang pembuatan jajanan yang berbahan baku ketan hitam dan ketan putih itu diawali dengan ketan yang difermentasikan dulu, hingga sekitar dua hari. Setelah menjadi tape, ketan lalu dimasak dengan campuran santan serta gula kelapa. "Masaknya dengan api kecil sampai delapan jam. Gunanya, agar masaknya maksimal dan tahan lama," katanya. Setelah masak pun, tidak bisa langsung dibungkus, melainkan harus didiamkan sekitar satu hari, sampai dingin. Setelahnya, seluruh kue yang telah dimasak itu dibungkus kecil-kecil dengan plastik serta aneka kertas pembungkus. Ciri khas madumongso yang dibuat oleh Khotipah adalah rasanya yang manis, legit, dan ada sedikit rasa asam. Khotipah mengaku masih fokus untuk rasa madumongso yang alami, dengan manis dan gurih dari gula kelapa dan santan. Ia belum berencana membuat rasa lain, misalnya dengan campuran nanas. Khotipah juga mengaku, berupaya keras agar bisnis yang ia rintis itu terus berkembang. Banyak pengusaha madumongso yang baru di Kediri tidak mampu bertahan. Ia merasa bersyukur, sebab produk yang ia buat tetap diminati. Saat ini, kata dia, ia bisa memasak setiap hari. Beda saat awal merintis, yang hanya masak sekitar 8 kilogram. Itupun tidak setiap hari, terkadang satu pekan sekali, bahkan dua pekan sekali. Saat ini, dengan mempekerjakan sekitar 15 orang karyawan yang juga warga sekitar, ia bisa memasak minimal 25 kilogram setiap hari. Mendekati lebaran yang sudah di depan mata, Khotipah mengaku pesanan semakin banyak. Bahkan, stok yang telah ditumpuk di gudang pun habis. Para karyawannya juga terpaksa harus lembur, bekerja hari minggu. Padahal, biasanya mereka istirahat. Untuk harga, ia mengatakan relatif terjangkau. Harga madumongso dengan kemasan isi 15 biji, dihargai Rp12 ribu, kemasan isi 20 dihargai Rp16 ribu, kemasan isi 18 (dengan bungkus kertas) dihargai Rp16 ribu. Sementara, untuk yang bungkus besar isi 48 dihargai dengan Rp40 ribu per bungkus. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014