Washington (Antara/Xinhua-OANA) - Amerika Serikat pada Sabtu (5/7) menyatakan Washington "sangat terganggu" karena seorang warga negara Amerika asal Palestina dipukuli di dalam tahanan polisi Israel. AS juga menyerukan dilakukannya tindakan untuk menjaga keselamatan orang yang tak bersalah di tengah meningkatnya persaingan antara orang Israel dan Palestina. Tariq Khdeir, remaja pria yang berusia 15 tahun dari Tampa, Florida, yang sedang mengunjungi kerabat Palestinanya di Jerusalem, ditahan dan dipukuli oleh polisi Yahudi ketika ia bergabung dalam satu demonstrasi pada Kamis (3/7), setelah kematian sepupunya, Mohammed Abu Khdeir, demikina laporan berita. Wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jennifer Psaki mengkonfirmasi Khdeir adalah warga negara Amerika dan ia dijenguk oleh seorang pejabat dari Konsulat Jenderal AS di Jerusalem pada Sabtu (5/7). "Kami sangat terganggu oleh laporan bahwa dipukuli sampai babak- belur sewaktu berada di dalam tahanan dan dengan keras mengutuk penggunaan kekerasan secara berlebihan," kata Psaki di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. "Kami menyerukan penyelidikan cepat, transparan dan dapat dieprcaya serta pertanggung-jawaban penuh bagi setiap penggunaan kekerasan secara berlebihan." Wanita juru bicara tersebut juga menyampaikan "keprihatinan yang sangat besar" sehubungan dengan peningkatan peristiwa kekerasan dan mendesak kedua pihak agar melakukan tindakan guna "memulihkan ketenangan" dan mencegah tindakan yang membahayakan warga tak bersalah. Mohammed Abu Khdeir, seorang remaja Palestina, dibunuh pada Rabu dalam apa yang dipandang sebagai aksi balas dendam atas kematian tiga remaja Yahudi yang diculik di Tepi Barat Sungai Jordan pada 12 Juni. Ketegangan dan kerusuhan meningkat antara orang Israel dan Palestina akibat peristiwa tragis tersebut, sehingga meningkatkan keprihatinan di seluruh dunia. Pada Jumat (4/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras kekejaman brutal pemerintah Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Puluhan orang Palestina yang tak berdaya telah kehilangan nyawa di sana. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham juga meminta masyarakat internasional, khususnya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), untuk mengutuk tindak pidana yang berulangkali dilakukan rezim Zionis di wilayah pendudukan, dan mengsahkan langkah efektif yang bertujuan segera menghentikan kekejian mereka. Ia mengatakan bahwa pembatasan yang ditetapkan oleh Israel adalah rasis dan menghalangi jalan bagi masuknya rakyat Palestina ke Masjidil Al Aqsha pada Jumat pertama bulan suci Ramadhan. Sebelumnya kaum Zionis membunuh seorang remaja Palestina di kota yang diduduki Al-Quds (Jerusalem), tanda kelemahan rezim Zionis --yang dilanda keinginan balas dendam. Jet tempur Israel pada Jumat juga melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Jalur Gaza, saat gerilyawan Palestina terus menembakkan roket ke dalam wilayah Israel, kata beberapa sumber keamanan. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014