Surabaya (Antara Jatim) - PT PLN (Persero) Distribusi Jatim mematikan sebanyak 19 unit trafo di Rayon Gedangan Sidoarjo akibat terjadinya banjir di Sidoarjo.
"Seluruh trafo tersebut di antaranya menyebar di daerah Bebangah, Wage, Pepelegi, Medaeng, Bungurasih, Pergudangan Muncul, dan Sawotratap. Dengan begitu, wilayah itu otomatis mengalami pemadaman," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jatim, Arkad Matulu, di Surabaya, Rabu.
Upaya itu, kata dia, memang sengaja dilakukan dengan tujuan pengamanan masyarakat di kawasan yang terdampak banjir tersebut. Apalagi, banyak masyarakat yang memasang stop kontak di tempat yang rendah dan terendam banjir.
"Jangan sampai mereka mengalami korsleting listrik akibat masih mengalirnya arus listrik di sana," katanya.
Sementara itu, pemadaman listrik dilakukan secara bertahap mulai pagi tadi pada pukul 07.48 WIB hingga pukul 11.41 WIB. Dengan adanya pemadaman 19 travo tersebut ada sekitar 3.800 pelanggan hingga 47.000 pelanggan PLN di wilayah Rayon Gedangan yang mengalami pemadaman listrik.
"Namun hingga kini hanya di kawasan Pergudangan Muncul yang sudah dihidupkan. Listrik di pergudangan ini mulai dipadamkan pada jam 11.41 WIB dan dihidupkan kembali pada jam 13.05 WIB," katanya.
Ia menambahkan, pemadaman akan terus dilakukan jika ketinggian air masih melebihi setengah meter. Apalagi jika nanti malam hujan kembali turun dan ketinggian banjir tidak surut.
"Walau ada pelanggan yang memaksa untuk menghidupkan, kami tetap tidak akan menghidupkan karena ini demi keselamatan mereka," tegasnya.
Sampai sekarang, sebut dia, petugas PLN terus melakukan pemantauan di seluruh daerah yang terdampak banjir. Jika kondisi sudah memungkinkan dan ketinggian air banjir sudah menyusut maka PLN akan menghidupkan kembali aliran listrik di wilayah itu.
"Jika air sudah surut, kami langsung menyalakan kembali," katanya.
Mengenai besaran kerugian, harap dia, masyarakat tidak perlu mempedulikan berapa nominalnya karena yang terpenting adalah keselamatan mereka.
"Tidak usah bicara berapa kerugian yang kami alami. Kami hanya mengantisipasi akan terjadi bahaya aliran listrik pada palanggan dulu," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014