London, (Antara) - Sebanyak 30 dokter ortopedi Indonesia, di antaranya dari Surabaya, Solo, Bandung, Jakarta, Banjarmasin, Palembang mengikuti Konferensi Ortopedi Internasional di London, 4 hingga 6 Juni, kata Direktur Medik Rumah Sakit Al Islam Bandung Dr Dadang Rukanta. Ortopedi di Indonesia masih didominasi kasus trauma, sementara di negara maju seperti di Inggris telah bergeser ke kasus degeneratif yaitu kasus karena usia, kata Dr Dadang Rukanta SpOT MKes kepada Antara London, Kamis. Menurut Dr Dadang Rukanta, secara teknologi di kota besar di Tanah Air sudah ada pelayanan modern untuk kasus sulit dan penyakit degeneratif. Dikatakannya, bagi dokter kegiatan meningkatkan atau update keilmuan menjadi hal yang wajib yang sering disebut dengan continuos Medical Education (CME) atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan yang diperlukan untuk memperbaharui izin praktik. Diakuinya, banyak hal baru tentang pengalaman operasi dan penanganan penyakit dan diharapkan akan banyak hal yang bisa dilakukan di Tanah Air dengan modifikasi karena yang penting tujuannya sama. Hal yang penting bagi dokter bedah ortopedi yaitu bisa mengaplikasikan kemajuan penanganan kasus Bedah Ortopedi dengan tailor made sesuai kemampuan dan kondisi pelayanan di Indonesia. Menurut dosen di Fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung itu, "Banyak kemajuan yang dicapai di dunia internasional, hanya saja kalau diikuti sesuai cara dan teknologi mereka kita belum mampu." Kongres yang dilaksanakan setiap tahun merupakan update keilmuan dan pengalaman para ahli Bedah Ortopedi seluruh Dunia, meskipun organisasi ini didirikan di Eropa tapi anggotanya tersebar di seluruh Dunia. Dikatakannya dalam konferensi yang juga diikuti dengan seminar dan berbagi informasi tentang pengalaman, penelitian dan kajian keilmuan tentang Bedah Ortopedi di samping juga untuk saling kenal dan menambah wawasan. Menurut Dr Dadang Rukanta, dari Indonesia yang hadir tidak saja dari kalangan dokter universitas juga praktisi Bedah Ortopedi Rumah sakit swasta seperti RS Al Islam Bandung yang berangkat atas dasar personal dengan izin/rekomendasi organisasi Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI/IOA). Saat ini hadir Ketua PABOI Dr Rizal Pohan SpOT yang secara tidak langsung sebagai Ketua delegasi Indonesia dalam konferensi yang diikuti lebih dari lima ribu peserta dari seluruh dunia. Bagi kami kegiatan seperti ini bisa manyerap kemajuan keilmuan dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas dan ide kreatif dalam pelayanan di tanah air, selain itu juga karena bedah Ortopedi terkait dengan teknologi. Selain itu mencari atau menemukan peralatan medis yang sesuai untuk praktik dan pelayanan pada pasien, demikian Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat masjid Salman. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014