Sampang (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Jawa Timur, menyatakan akan mengusut laporan penelantaran pesien ibu hamil di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat hingga menyebabkan pasien menggal dunia.
"Terkait kematian kasus kematian ibu dan bayi di RSUD Sampang yang dilaporkan dengan dugaan penelantaran itu, harus dipertanggung jawabkan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Firman Pria Abadi kepada Antara per telepon, Sabtu malam.
Kepala Dinkes Sampang mengemukakan hal ini, menanggapi adanya pasien ibu hamil yang dilaporkan ditelantarkan di RSUD Sampang hingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia.
Menurut Firman, pihak Dinkes nantinya akan melakukan audit "maternal" dan "neonatal" untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya tentang kematian ibu dan bayi yang dilaporkan ditelantarkan itu.
Audit maternal ini dilakukan untuk menelaah kasus kematian ibu dan anak tersebut, serta penatalaksanaannya, dengan memanfaatkan berbagai informasi. Sedangkan audit neonatal adalah audit yang dilakukan dengan memfokuskan pada kondisi bayi, serta tindakan medis yang perlu dilakukan oleh tenaga medis.
"Dengan melakukan dua pendekatan ini akan diketahui nantinya, apakah kematian ibu hamil dan pasiennya itu, karena kesalahan pihak rumah sakit atau bukan," tutur Firman Pria Abadi, menjelaskan.
Warga Jalan Mutiara Sampang Abd Somad sebelumnya memrotes atas kematian istrinya yang hendak melahirkan dan meninggal dunia di RSUD Sampang dengan alasan tidak segera mendapatkan pertolongan medis dari tim dokter di rumah sakit itu.
Ia mengaku, beberapa hari lalu istrinya Yuliana dirujuk ke RSUD Sampang. Ia tiba di rumah sakit itu sekitar pukul 09.00 WIB dan hingga pukul 19.00 WIB belum mendapatkan tindakan medis dari pihak rumah sakit.
Ketika itu, Yuliana dirujuk ke RSUD Sampang karena mengalami pendarahan. Sedangkan usia kandungannya 7 bulan. Akibat tidak segera dioperasi, maka istrinya Yuliana serta bayi yang dikandungnya akhirnya meninggal dunia.
"Kalau istri saya segera dioperasi, kemungkinan tidak akan meninggal semuanya. Saya yakin, karena istri saya tidak segera mendapatkan pertolongan," ucap Abd Somad.
Humas RSUD Sampang dr Yuliono membantah tudingan penelantaran pasien ibu hamil bernama Yuliana itu.
Ia menjelaskan, pasien itu tidak di telantarkan. Saat dirujuk ke RSUD Sampang pasien langsung mendapatkan perawatan media di ruang bersalin. Dokter kemudian melakukan diagnosa, ternyata bayinya prematur dan ibunya mengeluhkan sesak nafas.
"Kami tidak bisa langsung melakukan tindakan medis dengan melakukan operasi, karena hasil diagnosa, ternyata jantung di ibu bayi itu lebih. Jadi menunggu tenang dulu, ternyata setelah hendak dioperasi, bayinya memang sudah meninggal dalam kandungan," tarang Yuliono.
Ia yakin, tindakan medis yang dilakukan oleh dokter dan tenaga medis di RSUD Sampang itu sudah benar dan bisa dipertanggungjawabkan secara medis. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014