Kediri (Antara Jatim) - Puluhan pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Kediri, Jawa Timur, mogok sekolah dan menuntut agar kepala sekolah lebih transparan dalam menetapkan iuran sekolah. "Kami mogok belajar hari ini. Kami memprotes mahalnya biaya sekolah," kata Egi Dimas, salah seorang pelajar di sekolah itu ditemui saat aksi, Jumat. Ia mengatakan, iuran yang dibebankan pada para murid di SMAN 8 Kediri ini cukup besar. SPP (sumbangan penyelenggaraan sekolah) yang ditetapkan Rp70 ribu per bulan per anak. Nominal ini dinilai cukup besar, padahal di sekolah lain tidak sebesar itu, misalnya SMAN 3 Kediri yang SPP-nya per bulan Rp65 ribu. Selain masalah SPP, di awal para pelajar juga dibebankan harus membayar Rp840 ribu untuk pembelian keperluan sekolah, serta sejumlah iuran lainnya. Sejumlah pelajar yang berprestasi pun ternyata juga tidak mendapatkan beasiswa ataupun bantuan siswa miskin. Padahal, sebelumya sudah ada pendataan. Makruf, pelajar lainnya mengatakan memang masih belum berbicara langsung dengan kepala sekolah mereka Imam Satori terkait dengan masalah transparansi ini. "Kami langsung unjuk rasa hari ini. Kami rencananya bertemu dengan kepala sekolah, tapi sudah satu pekan ini tidak bisa bertemu," kata Makruf. Dalam melakukan aksinya, selain mogok sekolah yang dilakukan di halaman sekolah, mereka juga membakar plastik serta tempat sampah sebagai bentuk kekecewaan mereka, karena kepala sekolah ternyata tidak ada di tempat. Para guru pun juga tidak berani melarang aksi para pelajar ini. Mereka cenderung diam dan membiarkan aksi mereka. Mereka pun juga menolak memberikan konfirmasi ketika ditanya wartawan tanggapan aksi tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014