Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah perajin batik tulis di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai mengurangi produksi akibat kenaikan harga bahan baku yang tidak diimbangi kenaikan nilai jual produk.
Menurut keterangan salah satu anggota Paguyupan Perajin Batik Tulis Tulungagung, Paimo, Selasa, penurunan volume produksi selama beberapa pekan terakhir mencapai sekitar 50 persen.
Jika sebelumnya industri rumah tangga kerajinan batik tulis berskala menengah bisa memproduksi hingga 200 lembar kain batik setiap pekan, kini maksimal mereka hanya memproduksi sebanyak 100-an lembar setiap pekan. "Bahan baku kainnya sangat mahal, kami tidak belanja banyak seperti sebelumnya," tutur Paimo.
Pemandangan serupa terlihat di sentra kerajinan batik tulis di Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru. Di daerah ini, perajin tidak hanya mengeluhkan mahalnya harga bahan baku, tetapi juga nilai jual produk yang cenderung stagnan.
Upaya perajin untuk menaikkan harga kain batik tulis tidak mendapat respon bagus dari pasar maupun pedagang besar yang biasa memborong produksi mereka.
"Dengan harga bahan baku lama saja, nilai jual batik tulis sudah lebih tinggi dibanding kain batik cetakan sehingga kurang kompetetif di pasaran. Apalagi jika harga bahan bakunya meningkat dua kali lipat," kata Sutinah, perajin batik tulis di Desa Bangoan.
Mereka berharap ada upaya Pemkab Tulungagung dalam mengatasi kesulitan produksi yang dialami kalangan perajin batik tulis, agar tidak gulung tikar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014