Surabaya (Antara Jatim) - Gerakan Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU) dan Barisan Muda Nahdlatul Ulama (BMNU) memprotes sikap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang mendukung capres tertentu, karena orang nomer satu di PBNU itu harus netral. "Meskipun dukungan secara pribadi, tapi ketika pribadi itu menjadi bagian dari PBNU, maka akan mempengaruhi gerbong NU yang netral secara organisasi, karena beliau adalah ketua umum," kata Ketua GPNU M Khoirul Rijal di Surabaya, Selasa. Menurut dia, sikap itu seharusnya cukup disalurkan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat hari pencoblosan, sehingga sikap itu tidak akan membuat bingung warga NU, karena sebagian besar masyarakat NU belum mampu membedakan mana sikap pribadi pengurus NU dan sikap organisasi NU. "Karena itu, Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri harus memberikan peringatan kepada elit PBNU yang melenceng, termasuk elit pengurus NU dari tingkat Pengurus Besar, wilayah hingga cabang serta ranting, termasuk elit Badan Otonom (Banom) NU, yang terlibat menjadi tim sukses kandidat presiden," katanya. Senada dengan itu, Koordinator Nasional BMNU Maksum Zuber meminta para kader yang berpolitik untuk tidak menggunakan atribut NU dalam kegiatan dukung-mendukung pada Pilpres 2014. "Itu sesuai dengan Instruksi PBNU yang disampaikan KH Slamet Effendy Yusuf (salah seorang Ketua PBNU) untuk mengawal Konstitusi NU agar NU kembali ke Khittah 1926 yang sebenar-benarnya, NU yang rahmatan lil alamin," katanya. Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam akun twitter WartaNU menegaskan bahwa PBNU memberikan kebebasan kepada Nahdliyin untuk memilih berdasarkan hati nurani dan kriteria yang ditetapkan masing-masing. "Semua Capres sudah bersilaturahim ke PBNU dan semuanya sudah didoakan. NU bukan partai politik, jadi hanya doa yang bisa diberikan. Kami doakan Capres yang bisa menjalankan visi dan misi kebangsaannya bisa menang," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014