Madiun (Antara Jatim) - Lembaga Kajian Korupsi (LKK) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah Madiun, Sabtu, menggelar seminar politik tentang perwujudan demokrasi dalam pemilihan presiden, Ketua LKK STISIP Muhammadiyah Madiun, Abdus Salam, mengatakan, seminar terserbut bertujuan memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya keterbukaan dalam menjalankan demokrasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang. "Kami berharap seminar ini akan memberikan wawasan dan membuka mata masyarakat atas pentingnya demokrasi dalam pemilu mendatang. Selama ini pemilu dikenal hanya sekedar masalah politik praktis yang mengabaikan norma serta nilai dalam berpolitik," ujar Abdus Salam, kepada wartawan. Sehingga, lanjutnya, pada pilpres mendatang dapat berlangsung lancar dan tetap mengedepankan demokrasi dalam arti yang sesungguhnya tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Sementara, Ketua Dewan Ahli Malang Corruption Watch (MCW), Lutfi Jayadi Kurniawan, selaku pembicara dalam seminar tersebut menyatakan, Pemilihan Legislatif 2014 yang dilaksanakan 9 April lalu merupkakan pemilu "terburuk" sepanjang sejarah. "Pemilu 2014 adalah pemilu terburuk sepanjang sejarah, karena semua didasarkan pada transaksi jual dan beli suara. Kondisi ini mereduksi serta merusak proses demokrasi," kata Lutfi Jayadi Kurniawan. Menurut dia, banyaknya budaya permisif di masyarakat atas adanya politik uang dalam pelaksanaan pemilu lalu semakin menjadikan kegiatan tersebut lazim dilakukan pada setiap pemilu mendatang. Hal tersebut memicu tindakan korupsi di dalam lembaga DPRD ataupun kepengurusan parpol yang mendapat dana bantuan partai dari sumbangan APBD dan APBN melalui Bantuan Keuangan Parpol. "MCW melalui jaringannya telah melaporkan kasus politik uang di beberapa daerah, di antaranya di Malang, Jember, Bondowoso, dan Gresik. Hasilnya di Malang ada dua politisi diputus masing-masing empat bulan," tambahnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014