Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat Kebijakan Energi sekaligus Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria menyatakan rencana pemerintah memberlakukan hari libur tanpa bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai mampu menguntungkan masyarakat. "Dengan tidak menjual BBM bersubsidi pada hari libur maka tak akan diberlakukan secara umum di Indonesia," kata Sofyano, dihubungi dari Surabaya, Jumat. Namun, ungkap dia, hal itu justru membawa dampak positif khususnya jika dilakukan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan lainnya. "Contoh di Jakarta. Publik akan sangat memahami bahwa pada hari libur penggunaan kendaraan bermotor untuk kegiatan yang produktif nyaris berkurang," ujarnya. Oleh sebab itu, yakin dia, tidak ada yang salah jika pemerintah melakukan "uji coba" menghentikan penjualan BBM bersubsidi pada hari hari libur. Apalagi kontribusi penggunaan BBM bersubsidi di sejumlah kota besar memberi andil yang cukup besar. "Selain itu di kota besar, juga terdapat golongan menengah atas yang mampu membeli BBM nonsubsidi," katanya. Dengan begitu, tambah dia, apabila rencana hari libur tanpa BBM bersubsidi diberlakukan maka hal itu tidak akan menimbulkan persoalan serius bagi masyarakat. Sementara, permasalahan kelebihan kuota dan kian besarnya subsidi BBM adalah hal yang sangat serius dan harus disikapi dengan cerdas oleh pemerintah. "Kami optimistis, rencana itu bisa menjadi salah satu solusi menekan bengkaknya subsidi BBM meskipun hasilnya tidak maksimal. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika hal tersebut dicoba," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014