Bangkalan (Antara Jatim) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan, Jawa Timur, meminta, pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI yang maju dalam pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli 2014 harus menasionalisasikan perusahaan pertambangan Freeport sebagai program untuk kemakmuran rakyat Indonesia. "Program nasionalisasi Freeport bagi kami penting, agar kekayaan negara kita tidak dikuras asing, dengan demikian bangsa ini bisa mandiri sejahtera," kata Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kepemudaan dan Mahasiswa (PTKP) HMI Cabang Bangkalan, Hairus Zaman, Jumat. Oleh karenanya, calon pemimpin masa bangsa ini harus memiliki komitmen kuat untuk menjaga kekayaan alam bangsa ini dari "penjajahan asing", yakni penjajahan dalam bidang ekonomi. Fakta sosial yang terjadi selama ini, perusahaan tambang itu justru dikendalikan asing, sehingga kekayaan alam yang terkandung di dalamnya justru lebih banyak dinikmati asing. Indonesia, seolah menjadi tamu di rumahnya sendiri. Otonomi khusus yang dijanjikan pemerintah pusat terhadap rakyat Papua juga tidak berjalan maksimal, karena kuatnya intervensi asing. Permintaan menasionalisasikan Freeport ini merupakan satu dari empat poin yang diharapkan HMI menjadi program perioritas Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI yang akan maju dalam Pilpres 9 Juli 2014. Hal lain yang juga menjadi harapan organisasi ektra kampus tertua di Indonesia adalah membatasi kebijakan liberalisasi perdagangan, karena hal itu cenderung merugikan pengusaha dalam negeri. "Yang ketiga, HMI ingin agar pasangan capres dan cawapres yang akan maju nanti memiliki kepedulian atau komitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata Hairus Zaman. Kepedulian terhadap peningkatan kesejahteraan petani menurut Hairus Zaman sebagai bagian penting dalam penataan tata kelola pemerintah dan kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik, mengingat petani merupakan penduduk mayoritas di negeri ini, mereka memang masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Pada poin keempat, HMI menginginkan agar capres/cawapres memiliki program peningkatan kualitas tenaga pengajar agar bisa menghasilkan kualitas pendidikan yang berdaya saing dan mencetak kepribadian anak bangsa yang berjiwa luhur dan tertanam nilai-nilai Pancasila bagi penerus bangsa. "Intinya yang kami inginkan adalah penguatan internal atau kemandirian dalam banyak hal, sehingga dengan demikian, bangsa ini akan lebih kuat dan tidak selalu bergantung pada asing," katanya menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014