Surabaya (Antara Jatim) - Ratusan warga Kelurahan/Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, memprotes ulah pengembang PT MBC Purimas yang dinilai mencaplok tiga aliran sungai atau saluran air untuk kepentingan perumahan mewah itu. "Persoalan ini sebenarnya muncul sejak 1997 ketika ada pembangunan perumahan oleh PT MBC Purimas," kata salah seorang perwakilan warga Ali Wahyudi saat mendatangi Pemkot Surabaya, Rabu. Namun dalam perjalanannya pengembang telah menutup Sungai Kepuh dengan panjang 300 meter dan lebar 6 meter, Sungai Ketokan dengan panjang 300 meter dan lebar 12 meter, serta Sungai Asikin dengan panjang 300 meter dan lebar 2 meter. Ternyata sungai tersebut diuruk untuk dijadikan perumahan oleh pengembang. Dampaknya, warga di RW I Kelurahan Gunung Anyar, sering kebanjiran akibat luapan air dari sungai yang sudah tak bisa menampung air hujan seperti semula. "Kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan melibatkan Pemkot dan DPRD Surabaya serta pihak pengembang," katanya. Namun, sampai saat ini belum ada penyelesian sehingga membuat warga marah dan minta pemkot bertindak tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan pengembang. Untuk itu, pihaknya menuntut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memfungsikan kembali sungai atau saluran air di sana. Selain itu pagar di atas bibir sungai yang dibangun PT MBC segera dibongkar. Seluruh pembuangan di Purimas harus dibuang ke Kebon Agung dan dilarang membuang ke kampung/permukiman warga. "Tidak itu saja, gorong-gorong yang mengarah ke selatan Purimas harus ditutup secara permanen. Pembangunan di Purimas harus ada Amdal (analisas mengenai dampak lingkungan) serta mempertimbangkan warga sekitar. Selain itu warga menolak campur tangan militer dalam persoalan antara warga dengan pengembang," tegasnya. Sekitar 20 orang perwakilan warga akhirnya ditemui Tri Rismaharini di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, wali kota menyatakan siap membantu menyelesaikan persoalan yang dialami warga. "Kami akan membangun pompa air untuk mengurangi banjir di sana. Dan saya pada Jumat (23/5) nanti akan mengecek ke lapangan agar tahu apa yang sebenarnya terjadi," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014