Kediri (Antara Jatim) - Kepala Polres Kediri Kota AKBP Budi Herdi Susianto menyebut hasil pencocokan lembaran yang diduga jawaban ujian nasional (UN) tingkat SMP yang beredar di Kota Kediri, Jawa Timur, mencapai 80 persen. "Kami sudah lakukan dengan sistem random dengan guru SMP di Kota Kediri diminta untuk mengisi soal, lalu disandingkan dengan model jawaban, maka hasil pencocokan itu mencapai tingkat kebenaran 80 persen," katanya di Kediri, Sabtu. Terkait perkembangan penyidikan kasus temuan lembaran yang diduga jawaban soal UN Matematika di Kediri, pihaknya berjanji akan terus mengembangkan temuan ini dengan memeriksa sejumlah saksi, baik dari pelajar bersangkutan, guru, serta pihak terkait lainnya. Dari hasil pemeriksaan tiga orang pelajar yaitu D, A, dan H, diketahui jika mereka menerima lembar jawaban tersebut dari rekannya sesama pelajar di Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Bahkan, setelah diselidiki petugas, ternyata peredaran lembaran yang diduga jawaban itu juga melibatkan guru, bahkan guru itu mengajar di sebuah SMP di Kabupaten Jombang. Petugas sudah mengetahui identitas yang bersangkutan dan saat ini dalam pengejaran. Ia juga mengatakan lembaran jawaban itu ternyata didapatkan pelajar dengan cara membeli rentang harga Rp50 ribu sampai Rp250 ribu per mata pelajaran. Lembaran jawaban itu dibeli awalnya seharga Rp250 ribu, lalu dijual lagi Rp100 ribu, dijual lagi dengan harga Rp50 ribu per mata pelajaran. "Kalau dia menjual lebih banyak, dia sudah untung," beber Kapolresta. Sejauh ini, polisi belum menetapkan status tersangka. Polisi masih menetapkan status sebagai saksi seluruh yang diperiksa petugas, termasuk para pelajar tersebut. Polisi berhasil mengungkap praktik jual beli naskah yang diduga lembaran jawaban soal UN dengan mata pelajaran Matematika pada Selasa (6/5), termasuk tiga orang pelajar SMP. Pengungkapan itu dilakukan setelah polisi melakukan patroli di Jalan Penanggungan, Kota Kediri, dekat dengan sebuah sekolah SMP negeri di Kota Kediri. Ketiga pelajar yang ketahuan membawa naskah yang diduga lembar jawaban itu sempat diperiksa polisi. Selain mereka, petugas juga memeriksa yang menggandakan naskah itu, bagian satuan pengamanan, serta guru. Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Noto mengaku menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke polisi terkait dengan temuan naskah yang diduga lembaran jawaban tersebut. Namun, pihaknya meminta agar polisi juga memerhatikan psikologis para pelajar, agar mereka tidak terlalu tertekan saat menjalani proses pemeriksaan. Noto menyebut sebenarnya anak-anak tersebut menjadi korban orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Padahal, harusnya mereka bisa mengerjakan soal sendiri tanpa terpengaruh dengan beredarnya lembaran yang diduga kunci jawaban. Di Kediri, UN SMP ini diikuti sebanyak 5.319 pelajar. Mereka mengikuti UN di 30 sekolah wilayah Kota Kediri. Ujian ini berlangsung pada Senin - Kamis (5-8/5), dimana pada hari pertama mata ujiannya adalah Bahasa Indonesia, hari kedua Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014