Malang (Antara Jatim) - Sedikitnya 70 orang warga Kota Malang, Jawa Timur, sejak Januari hingga Mei 2014 terserang penyakit chikungunya yang disebabkan oleh nyamuk "Culex" tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr ASih Tri Rahmi Nuswantari, Senin, mengatakan pada saat perubahan musim (pancaroba) memang berpotensi merebaknya berbagai penyakit, termasuk chikungunya, bahkan nyamuk penyebab chikungunya juga dengan mudah berkembang biak. "Bulan ini sudah mulai memasuki pancaroba, meski kadang-kadang masih diselingi hujan yang sangat deras, sehingga potensi jumlah penderita chikungunya bisa saja bertambah. Baru-baru ini warga di kawasan Bunul dan Pandanwangi juga banyak warga yang terserang penyakit tersebut," ujarnya. Selain penyebaran chikungunya, kata Asih, penyakit demam berdarah dengue (DBD) maupun ispa juga harus diwaspadai agar tidak sampai terserang. Oleh karena itu, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan asupan gizi yang cukup, minum air putih yang cukup, vitamin serta berolahraga, sebab warga yang daya tahan tubuhnya lemah akan mudah terkena penyakit di musim pancaroba ini. Jika kondisi lemah, ujarnya, chikungunya yang menyerang tubuh akan bertahan lebih lama sekitar selama sepekan, bahkan kalau tidak ditangani juga akan semakin parah. Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk pencegahan dini karena pengasapan (fogging) hanya bisa membunuh nyamuk yang sudah dewasa dan gerakan 3 M, yakni Menutup, Mengubur dan Menguras serta menebarkan bubuk abate di setiap bak mandi merupakan langkah efektif untuk membunuh jentik nyamuk. "Kondisi fisik juga sangat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit DBD maupun chikungunya, kalau kondisi kita lemah akan mudah terserang, tapi kalau fisik kita bugar dengan asupan gizi memadai, Insya Allah kita akan tetap sehat," tuturnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014