Pamekasan (Antara Jatim) – Puluhan wali murid berunjuk rasa ke SDN 5 Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Jawa Timur, Senin, memprotes dugaan penyimpangan bantuan siswa miskin (BSM) di sekolah itu. Wali murid di sekolah itu berunjuk rasa, karena BSM itu tidak dicairkan dalam bentuk uang, dan hendak dibelikan baju seragam sekolah siswa. Padahal, sesuai dengan ketentuan BSM itu merupakan hak siswa dan jenis bantuan diterima dalam bentuk uang, bukan berupa seragam sekolah. "Kami tidak setuju dengan kebijakan sekolah karena BSM ini merupakan bantuan berupa uang, bukan barang," kata salah seorang wali murid di sekolah itu, Haryanto. Bersama puluhan wali murid lainnya, Haryanto mendatangi SDN 5 Blumbungan, dan meminta bantuan BSM diserahkan dalam bentuk uang. Ia mengatakan, bantuan seragam sekolah tidak dibelikan seragam, karena seragam sudah ada bantuan khusus berupa bantuan operasional sekolah (BOS). Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya bersama para orang tua dan wali murid lainnya menggelar aksi protes, karena kebijakan itu jelas melanggar ketentuan. Menanggapi aksi protes para orang tua dan wali murid itu, Kepala Sekolah SDN 5 Blumbungan Slamet Readi mengatakan, kebijakan membelikan seragam sekolah untuk siswa penerima BSM itu, sesuai dengan kebiasaan sebelumnya. Menurut Slamet Readi di SDN 5 Blumbungan, Kecamatan Larangan itu, jumlah siswa penerima BSM sebanyak 67 orang dari total jumlah siswa sebanyak 166 orang. "Sesuai dengan ketentuan, besaran bantuan per siswa penerima BSM itu Rp405.000," terang Slamet. Pihak sekolah berencana membelikan seragam, karena diantara para siswa penerima bantuan BSM itu ada yang belum memiliki seragam sekolah. Sementara untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan, petugas kepolisian dari jajaran Polres Pamekasan menerjunkan sedikitnya 1 peleton pasukan ke SDN 5 Blumbungan, Pamekasan. Menurut Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Pamekasan Kompol Wuriyanto, pihaknya menerjunkan pasukan ke SDN 5 Blumbungan itu, setelah sebelumnya mendengar kabar akan ada rencana gerakan protes atas kebijakan pihak sekolah. "Jadi sifatnya antisipasi saja. Kami yakin mereka tidak akan berbuat anarkis," kata Wuriyanto menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014