New York (Antara/KUNA-0ANA) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa Selasa "mengecam dalam istilah terkeras" serangan terhadap konvoi diplomatik Yordania di Tripoli, Libya, Selasa pagi yang mengakibatkan penculikan Duta Besar Jordania, Fawaz Al-Itan, dan mencederai sopirnya. Dewan mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam" pada serangan itu, dan menyerukan pembebasan segera Dubes Fawaz Al-Itan serta menekankan perlunya untuk membawa para pelaku serangan ke pengadilan. Menegaskan kembali bahwa kegiatan tersebut merupakan tindakan "yang tak bisa dibenarkan terlepas dari motivasi mereka, kapanpun dan oleh siapapun pelakunya," Dewan mendesak pihak berwenang Libya untuk melindungi properti dan personel diplomatik serta konsuler, guna menghormati sepenuhnya kewajiban internasional mereka dalam hal ini, dan untuk bekerja ke arah dibebaskannya dengan selamat Dubes Al-Itan. Dewan Keamanan mengingatkan prinsip dasar para pejabat diplomatik dan konsuler tak dapat diganggu gugat, dan kewajiban pemerintah tuan rumah, termasuk berdasarkan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, "untuk mengambil semua langkah yang tepat guna mencegah serangan terhadap orang, kebebasan atau martabat para diplomat atau pejabat tersebut." Dewan menegaskan kembali "komitmen lama" masyarakat internasional untuk mendukung transisi Libya menuju demokrasi yang damai dan sejahtera. Juru Bicara PBB Stephane Dujarric juga mengatakan pada konferensi pers harian dalam menjawab pertanyaan bahwa penculikan itu "sangat, sangat mengganggu" dan bahwa PBB hanya mencermati situasi secara seksama. Penculikan Al-Iran tersebut tampaknya dilakukan untuk alat-tukar dengan pembebasan seorang Libya yang ditahan di penjara Jordania.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014