Kairo (Antara/AFP) - Keluarga seorang wartawan Al Jazirah yang ditahan di Mesir selama hampir delapan bulan menyerukan pembebasannya segera Selasa. Keluarga Abdullah Elshamy mengatakan kesehatan Elshamy telah menurun sejak ia melakukan mogok makan. Elshamy, wartawan jejaring berita Pan-Arab itu, ditangkap pada 14 Agustus, ketika polisi membubarkan para pendukung presiden terguling Mohammad Moursi di kamp protes Rabaa Al Adawiyah di Kairo. Penumpasan polisi telah menewaskan ratusan orang dalam sejumlah bentrokan. Sejak tentara Mesir menggulingkan Moursi pada Juli, penguasa yang dibentuk tentara telah mengecam liputan Al Jazira, yang berkedudukan di Qatar, tentang penumpasan para pendukung Moursi. Dalam satu pernyataan yang dikirim ke kantor berita AFP pada Selasa, keluarga Elshamy menyerukan "pembebasannya segera dan tanpa syarat, setelah kesehatannya menurun akibat mogok makan, berat badannya berkurang lebih 30 kilogram". Dikatakannya, Elshamny mulai mogok makan pada 21 Januari untuk memprotes penahanannya. "Karena kami yakin bahwa anak kami tidak melakukan kesalahan atau tidak melakukan sesuatu yang dihukum berdasarkan hukum kami fikir dia akan dibebaskan," kata keluarga itu, dan menambahkan dia ditahan di "beberapa tempat yang sulit dan buruk". Tiga wartawan lain dari Al Jazirah, termasuk Mohamed Fadel Fahmy, warga Mesir-Kanada dan Peter Greste dari Austsralia ditahan lebih 100 hari dan saat ini menjalani peradilan atas dakwaan menyebarkan berita bohong dan mendukung Ikhwanul Muslimin, organisasi yang Moursi menjadi salah satu pimpinannya. Pengadilan mereka telah memicu kecaman internasional danb menimbulkan ketakutan penumpasan media oleh penguasa. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014