Oleh Dolly Rosana Palembang (Antara) - Berita investigasi yang menyajikan fakta serta verifikasi mengenai kebenaran suatu informasi atau data, bakal menjadi tuntutan masyarakat di tengah kebosanan atas pemberitaan bersifat pernyataan, kata seorang praktisi media. "Pada akhirnya, jurnalisme investigasi adalah suatu cara masyarakat media mengartikulasikan dahaga masyarakat di tengah kejenuhan atas berita yang hanya menyajikan pernyataan," kata Pimpinan Redaksi Harian Tempo Arif Zulkifli di Palembang, Rabu. Seusai menjadi pembicara pada pelatihan singkat Jurnalisme Investigasi bersama Bidang Humas Komisi Pemberantasan Korupsi, ia mengemukakan, perealisasian keinginan publik terhadap berita investigasi itu relatif mudah terpenuhi mengingat telah terjadi perubahan mendasar pada pers di Indonesia. "Menurut saya, saat ini adalah masa terbaik untuk pers Indonesia karena wartawan diberikan akses untuk mendapatkan informasi seiring dengan keterbukaan. Jika dibandingkan era Presiden Soeharto, tentunya hal ini patut disyukuri," katanya. Hanya saja, ia menilai terdapat perbedaan mencolok mengenai hal apa yang akan dimunculkan ke masyarakat terkait berita investigasi tersebut. "Jika sebelumnya data saja sudah bisa dikatakan berita investigasi mengingat begitu sulitnya mendapatkannya, maka untuk masa kini sudah berubah arahnya, karena tugas wartawan adalah menguji kebenaran akan data tersebut," ujarnya. Terkait dengan rendahnya keinginan wartawan menghasilkan produk berita investigasi, menurutnya hal itu sangat disayangkan mengingat Indonesia sebagai negara berkembang menjadi surga bagi para perwarta yang menginginkan kedalaman suatu berita. Wartawan tidak perlu khawatir karena telah dilindungi secara hukum mengingat diizinkan menggunakan pendekatan jurnalistik (bukan hukum) dalam mengungkap suatu kasus. Hanya saja, ia tidak menampik, tingkat kesulitan dalam mengungkap suatu skandal relatif lebih sulit dilakukan wartawan di daerah jika dibandingkan di Jakarta. Ancaman terhadap wartawan seperti adanya jaringan premanisme menjadi masalah tersendiri dalam menelurkan suatu karya investigasi bagi lembaga pers di daerah. "Menulis berita investigasi ini masalah idealisme individu bukan lembaga. Namun, jika saja bisa ditularkan tentunya akan semakin baik," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014