Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Dindik) dan Kementerian Agama (Kemenag) se-Jawa Timur menyepakati pemberian sanksi bagi penyelenggara, pelaksana, dan peserta Ujian Nasional (UN) 2014 yang bersikap tidak jujur. Kesepakatan itu tertuang dalam Pakta Integritas UN 2014 yang ditandatangani Kepala Dindik Jatim Harun dan Kepala Kanwil Kemenag Jatim Mahfudh Shodar bersama seluruh jajaran se-Jatim di Kantor Dindik Jatim, Kamis. "Jatim menjadi barometer pendidikan nasional, karena UN sebagai salah satu unsur pendidikan juga harus terlaksana secara lancar dan jujur di Jatim," kata Kepala Dindik Jatim setelah menandatangani Pakta Integritas itu. Menurut Harun, semua yang hadir siap menerima sanksi jika UN tidak jujur. "Kejujuran menjadi salah satu langkah positif pelaksanaan UN. Saya, kakanwil dan koordinator lain sepakat UN jujur," katanya. Untuk UN tingkat SMA/SMK/MA, pengawasan akan dibantu perguruan tinggi dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai koordinator, sedangkan pengawasan UN SMP/MTs dijalankan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). "Sebagai koordinator UN di wilayah region 6 yang meliputi Jatim dan provinsi se-Kalimantan, kami akan mengirimkan soal pada 27-30 Maret 2014, sedangkan pengiriman soal di Jatim antara 3-5 April 2014, tapi pengiriman soal unas di kepulauan di Jatim mulai 1 April 2014," katanya. Sementara itu, Kepala Kemenag Jatim Mahfudh Sodar menambahkan pihaknya tidak perlu lagi melaksanakan tanda tangan integritas di lingkungan institusinya, karena pakta integritas sudah dilakukan secara bersama dengan Dindik Jatim. "Sosialisasi UN sudah kami laksanakan di MTS hingga MAN di daerah. Kemenag juga sudah melakukan sosialisasi pada semua kabupaten/kota yang ada murid madrasah (MTs maupun MAN) yang harus bergabung untuk melaksanakan UN dengan madrasah lain," katanya. Untuk pengawasan UN di madrasah, pihaknya akan mengaturnya dengan sistem silang. Sementara itu, kepala Dindik Surabaya Ikhsan menargetkan kelancaran UN dan hasil UN terbaik. "Untuk anak didik, persiapan akademik sudah dilakukan dan beberapa bulan lalu juga sudah ada tambahan jam pelajaran, try out," katanya. Pihaknya berharap ada kerja sama orang tua/wali murid dalam menyiapkan mental anak-didiknya. "Mereka harus yakin, mereka mampu. Latihan cukup, agar tak terpengaruh bocoran soal. Bocoran soal tidak ada. Jangan percaya isu-isu di luar," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014