Oleh Chandra HN Surabaya (Antara) - Konsul Jenderal RI di Johor, Malaysia, Taufiqur Rijal menyatakan bahwa pemerintah daerah di Indonesia jangan terlalu mudah menerima ajakan mitranya di luar negeri untuk mengikat kerja sama melalui "sister city" karena dibalik itu tersirat persaingan. "Kita (pemda di Tanah Air) harus sudah siap dan mempertimbangkan matang untung ruginya menjalin ikatan 'sister city' atau kota kembar dengan kota lain di mancanegara," kata Taufiqur Rijal kepada Antara di Johor Bahru, Malaysia, Senin malam. Pernyataan Konjen tersebut terkait dengan keinginan pemerintah Kota Johor Bahru yang mengikat kerja sama "berkembaran" dengan Kota Surabaya, yang sama-sama kota terbesar kedua di negaranya masing-masing. Namun, keinginan Johor Bahru tersebut belum direspon oleh Pemkot Surabaya karena belum adanya penerbangan langsung kedua kota. Saat ini maskapai penerbangan berbiaya murah (LCC) dari Indonesia, yaitu Citilink melayani jalur penerbangan Surabaya-Johor Bahru sehari sekali (PP) dengan penerbangan perdana 15 Maret. Kalangan Pemerintah Johor saat menerima "famtrip" para jurnalis dan pelaku pariwisata dari Surabaya dan Jakarta, terkait penerbangan perdana Citilink tersebut (15-17/3), mengingatkan rencana "sister city" Surabaya-Johor Bahru untuk segera direalisasikan setelah adanya layanan penerbangan langsung kedua kota negara bertetangga ini. Menurut Taufiqur Rijal yang mantan Karo Protokol Setwapres ini, kesiapan dengan segala konsekwensinya harus diperhitungan secara matang oleh pemda di Indonesia yang ingin atau diajak "berkembaran" oleh kota lain di mancanegara, sehingga kelak tidak dirugikan oleh kerja sama tersebut. "Seperti Johor Bahru yang ngotot mengajak kerja sama dengan Surabaya, jangan sampai setelah realisasi justru banyak orang Surabaya atau Jatim umumnya yang datang untuk berwisata atau berobat ke sini (Johor), sebaliknya orang sini minim ke Surabaya," ucapnya, menegaskan. Konjen menyambut baik adanya penerbangan langsung Citilink dari Surabaya ke Johor Bahru (PP), diharapkan mobilitas masyarakat, pebisnis maupun pelancong dan ekonomi kedua negara, khususnya Surabaya, Jatim dan Johor Bahru, Johor makin meningkat. "Saya sudah memberitahukan penerbangan langsung Surabaya-Johor Bahru oleh Citilink ini ke WNI yang tinggal dan bekerja di empat negara bagian yang menjadi lingkup kerja Kosulat RI di Johor, dan mereka umum menyambut baik dan antusias. Ini harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh kedua pihak, sehingga saling menguntungkan," ujarnya. Konjen RI di Johor mencatat ada 485 ribu-an WNI bekerja dan tinggal di empat negara bagian di Semenanjung Malaysia, yaitu Johor, Pahang, Negeri Sembilan dan Malaka. WNI tersebut umum bekerja di sektor perkebunan, konstruksi serta jasa atau perdagangan maupun pembantu rumah tangga. Dukung CEO Citilink Arif Wibowo yang memimpin "famtrip" para jurnalis dan pebisnis wisata dari Surabaya dan Jakarta ke Johor menyatakan dukungannya atas kerja sama saling menguntungkan kedua daerah negara bertentangga ini, di mana Citilink diharapkan tidak hanya melayani WNI saja tetapi juga digunakan oleh warga Johor, Malaysia secata umum. "Selanjutnya kami akan mengajak kalangan jurnalis dan pelaku pelancongan Johor untuk 'famtrip' ke Surabaya khususnya, dan Jatim umumnya. Sehingga kelak makin banyak juga warga Johor yang berwisata atau perbisnis di Jatim," ucapnya. Sementara itu, Ketua Komisi Eksekutif Turisme (Kadisparda-red) Johor Baru Datuk Tee Sew Kiong sangat menghargai dan menyambut baik kesediaan Citilink melayani jalur penerbangan langsung Surabaya-Johor Bahru sehari sekali (PP), sebagai upaya mendorong upaya saling promosi kedua daerah di Indonesia dan Malaysia. "Johor bisa menarik bagi warga Indonesia terutama JawaTimur, karena terdapat persamaan agama, budaya, dan makanan etnik.Begitu juga pariwisata JawaTimur yang tidak kalah menariknya bagi orang Malaysia," tuturnya.(*) Ket Foto: CEO Citylink Arif Wibowo (kanan) san memberikan keterangan pers bersama Datuk Tee Sew Kiong di Johor, Malaysia.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014