Surabaya (Antara Jatim) - Biro Klasifikasi Indonesia mencatat sebanyak 2.170 unit kapal di perairan Indonesia belum melakukan sertifikasi, padahal sertifikasi sangat berkaitan dengan keselamatan banyak pihak baik penumpang, barang, awak, maupun perusahaan.
"Dari jumlah itu, sebanyak 2.000 unit kapal niaga dan 170 kapal penumpang," kata Kepala Divisi Manajemen PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Agus Widjaja, di Surabaya, Senin.
Namun, ungkap dia, banyaknya kapal yang belum bersertifikat dan beroperasi di Tanah Air bukan wewenang BKI untuk menindak tegas mereka.
"Apalagi, seharusnya permasalahan penindakan itu menjadi domain pemerintah. Dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," ujarnya.
Meski begitu, kini di Indonesia ada sekitar 21.000 unit kapal yang beroperasi. Dari jumlah tersebut baru sekitar 18.309 unit kapal yang teregistrasi di BKI.
"Sementara, sekitar 10.647 unit kapal yang aktif," ulasnya.
Di sisi lain, tambah dia, berdasarkan data BKI memang masih banyak kapal yang belum mengantongi sertifikat kelaiakan. Sebagai contoh, ketika jumlah sekitar 21.000 unit kapal yang beroperasi maka masih ada sekitar 2.600 unit kapal yang tidak terdaftar.
"Masalah belum dan masih banyak kapal yang belum bersertifikasi sudah seharusnya dikembalikan kepada pengusaha pelayaran," katanya.
Bahkan, kata dia, hal tersebut tergantung pada "goodwill" masing-masing pengusaha. Apabila mereka peduli dengan keselamatan maka sudah menjadi keharusan bagi pengusaha untuk mendaftarkan sertifikasi setiap armadanya.
"Sampai hari ini, hanya sedikit kapal yang aktif beroperasi dan sudah mengantongi sertifikat," katanya.
Ia melanjutkan, dari 10.647 kapal aktif ada sebanyak 725 kapal di antaranya terkategori "ocean going". Jumlah itu sudah mengantongi standart dari "International Maritim Organization/IMO". Akan tetapi, dari total kapal yang beroperasi di Indonesia ada sekitar 7.662 kapal yang dinyatakan pasif.
"Status pasif itu bisa karena tenggelam atau berlayarnya masih dalam hitungan jari. Bisa juga berhenti sama sekali," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014