Kediri (Antara Jatim) - Para petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang terdampak erupsi Gunung Kelud (1.731 mdpl) mengaku membutuhkan pupuk untuk tanaman mereka. "Sebagian dari kami sudah mulai bercocok tanam, tapi kami kesulitan untuk mencari modal membeli pupuk. Awalnya, kami berencana cari pinjaman," kata Mitiran, salah seorang petani asal Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Rabu. Mitiran yang ditemui saat pemberian bantuan pupuk oleh Pupuk Indonesia Holding Company (PT Petrokimia Gresik serta PT Pupuk Kaltim sebagai anak perusahaan) mengaku terbantu. Awalnya, ia dengan petani lainnya sangat kebingungan untuk mencari modal setelah erupsi Gunung Kelud, 13 Februari lalu. Tanaman yang diharapkan bisa panen dan menjadi modal selanjutnya gagal semua, karena erupsi tersebut. Ia pun juga mengatakan untuk bercocok tanam, diberikan bantuan bibit oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Ia sendiri mendapatkan bantuan bibit jagung manis, yang sudah ia tanam. "Saat ini jagung sudah mulai tumbuh. Kami terbantu, karena ada pupuk bantuan ini," ucapnya. Ia menyadari sejumlah sumber mata air masih sulit didapat, sehingga untuk saat ini hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi sekitar 350 ru (1 hektare sama dengan 700 ru) lahan pertanian miliknya. Pihaknya hanya berharap tanaman kali ini bisa menghasilkan produk dengan baik. Walaupun saat ini kondisi tanah masih belum baik benar, mengingat tingkat keasaman tinggi setelah erupsi, diharapkan jagung yang ia tanam bisa panen. "Ini menolong kami, dan kami merasa terbantu," ungkapnya. Pupuk Indonesia Holding Company yang terdiri dari PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kaltim memberikan bantuan pupuk untuk petani yang terdampak erupsi Gunung Kelud. Jumlah bantuan itu antara lain pupuk jenis urea sebesar Rp166 ton dari PT Pupuk Kaltim, NPK sejumlah 174 ton dari PT Petrokimia Gresik, dan 800 ton dari pupuk organik dari mitra produsen pupuk organik, dengan total 1.140 ton senilai Rp1,5 miliar. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014