Oleh Fiqih Arfani Malang (Antara Jatim) - Perjalanan rombongan Gubernur Jawa Timur Soekarwo beserta kepala dinas terkait dari Surabaya ke Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, memakan waktu tidak lebih dari dua jam. Gubernur melalukan peninjauan sekaligus melihat langsung proses rekonstruksi dan rehabitasi rumah penduduk di sejumlah desa yang rusak akibat terkena erupsi Gunung Kelud (1.732 mpdl) selama seharian penuh, Sabtu (8/3). Di sana, kedatangan gubernur sudah disambut ratusan pelajar, dari tingkat sekolah dasar hingga menengah pertama. Bertempat di Kantor Kepala Desa Mulyorejo di Jalan Raya Ngantang, Pujon, rombongan disambut langsung oleh Bupati Malang Rendra Kresna beserta Muspida setempat. "Selamat datang Gubernur Jawa Timur Pak Soekarwo beserta rombongan. Terima kasih sudah mau berkunjung dan memantau proses rekonstruksi serta rehabilitasi rumah warga," kata Rendra Kresna menyambut. Cuaca gerimis di kawasan dekat Bendungan Selorejo itu tak membuat warga setempat antusias menyaksikan dari dekat dan bersalaman dengan orang nomor satu di pemerintah provinsi ini. Bahkan, kesempatan itu dijadikannya "curhat" atau mengeluh tentang nasib warga pascaerupsi Gunung Kelud. Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, mendengarkan keluhan warganya. Ia juga tak pernah berhenti melempar senyum di hadapan ratusan penduduk. Sesekali, bocah-bocah dengan pakaian yang masih tampak kusam digendongnya bergantian. "Kami ingin segera ada air bersih dari rumah seperti sedia kala. Kami kesulitan air bersih Pakde. Untuk minum, mandi dan cuci-cuci," ujar sebagian warga. Setengah jam berselang, Pakde Karwo dan rombongan bergegas menuju rumah penduduk. Berdasarkan data, salah satu desa yang paling parah terkena dampak erupsi yakni di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang. Melewatinya harus melintasi sungai yang jembatan utamanya terputus akibat terjangan lahar dingin beberapa waktu lalu. Petugas TNI, Polri, relawan serta warga sekitar mengarahkan mobil gubernur dan rombongan agar tidak terjebak aliran sungai. Tidak semua jenis mobil bisa melintas, khususnya sedan. Praktis, sejumlah mobil berjenis sedan harus berhenti di bibir sungai karena terlalu berisiko jika nekat melewati. Apalagi, jalanan di dusun-dusun setempat adalah dataran tinggi, berkelok dan sebagian berlumpur. "Hati-hati, jangan ngebut dan jangan saling serobot. Ikuti petunjuk petugas," ujar Ajun Komisaris Polisi Sapto, perwira menengah Polri yang rela mencebur sungai dan membiarkan celananya basah selutut untuk memastikan kendaraan Pakde dan rombongan aman. Sampai di Dusun Pait, Desa Pandansari, Gubernur Jatim sudah disambut warga setempat di balai dusun. Meski beratapkan terpal karena masih proses rehabilitasi akibat hujan batu dari Gunung Kelud, warga tak patah arang bahu-membahu bersama petugas. Gubernur pun sejenak mengumpulkan warga di balai dan diajak makan siang bersama. Pakde Karwo, Rendra Kresna ditemani pejabat muspida dan perangkat desa melahap santap siang nasi bungkus bersama warga. Sambil sesekali bercanda, gubernur terus memberikan semangat agar warga bangkit. "Pemprov, Pemkab, Polda, Kodam, dan Muspida lainnya tidak akan meninggalkan bapak-bapak dan ibu-ibu. Semuanya bersama-sama membangun kembali dan semoga perekonomian desa segera pulih," kata Pakde Karwo. Usai makan nasi bungkus bersama, pria berkumis tebal itu juga meninjau sejumlah jembatan yang menghubungkan antardesa dan dusun terputus. Sampai saat ini petugas tengah membuat jembatan darurat (bailey) untuk menunjang aktivitas warga. "Pembuatan jembatan permanen membutuhkan waktu lama karena harus benar-benar dihitung desainnya, kerangka beton baja, dan sebagainya. Kami akan minta tim ahli dan segera membangunnya," kata Pakde Karwo. Untuk sementara ini, kata dia, jembatan darurat akan dipergunakan agar warga desa setempat tidak terisolasi. Pemkab Malang mencatat ada empat jembatan yang butuh segera diperbaiki akibat tergerus lahar dingin pascaerupsi, yakni Jembatan Kali Sambong, Jembatan Klangon, Jembatan Kedungrejo serta Jembatan Ngambal. Dalam perbaikannya, Pemkab telah mengusulkan ke Pemprov Jatim agar sementara jembatan dibangun darurat. Usai memantau Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, gubernur dan rombongan menuju Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Di sana, petugas TNI, Polri, relawan dan warga juga masih bergotong royong membangun rumah. Sejumlah posko dan tenda milik TNI dan Polri juga masih berdiri untuk membantu penduduk setempat. Di sana, Gubernur Jatim sudah ditunggu ratusan warga di balai desa. Pakde pun mengajak dialog dan menampung semua keluh-kesah dari masyarakat. Fokus Air Bersih Akibat erupsi Gunung Kelud yang terjadi Kamis (13/2) malam, sarana air bersih di sejumlah desa terhambat. Saluran-saluran pipa tidak ada yang mengalirkan air bersih, sehingga masyarakat kesulitan untuk memasak air minum dan mandi. Bahkan, air bersih untuk ternak pun terabaikan. Karena itulah, pemerintah setempat fokus membenahi sarana air bersih pascapembangunan kembali rumah warga secara bertahap. Bupati Malang Rendra Kresna menyampaikan, pihaknya segera merealisasikan program pipanisasi yang panjangnya mencapai 51 ribu meter untuk semua kawasan. Karena yang lama sudah rusak maka pipa akan diganti baru, bukan memperbaiki pipa lama. "Untuk sementara ini, kami minta warga sabar karena air bersih masih didapat dari tangki-tangki air yang khusus untuk penduduk. Pemerintah tidak akan diam dan realisasi pipanisasi segera terwujud," kata dia. Tidak itu saja, pihaknya juga telah menyiapkan bibit tanaman dan pupuk yang akan dibagikan gratis kepada warga. Rendra Kresna yakin masyarakat akan bangkit dan perekonomian warga segera pulih kembali. Menanggapi fokus pembangunan sarana air bersih, Pemprov Jatim menyatakan siap membantu fasilitas itu dan pasokan airnya melalui Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi. Kepala PU Pengairan Jatim, Supaad, menyatakan siap medistribusikan air sekaligus memperbaiki fasilitas pengairan yang rusak. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014