Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf fokus menyejahterakan rakyat Jawa Timur selama kepemimpinannya yang dituangkan dalam program kerja selama lima tahun ke depan. "Kami akan terus dan terus menyejahterakan masyarakat Jatim. Apalagi tahun depan sudan menghadap pasar bebas dalam AFTA 2015," ujar Gubernur Soekarwo di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Jatim 2014 di Surabaya, Kamis. Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, menuangkannya dalam lima misi dengan harapan mewujudkan visinya, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi. Selanjutnya, meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang, meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik, serta meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial. "Setiap misi yang dibuat mempunyai program unggulan masing-masing. Sebagai gambaran, dalam bidang pendidikan salah satu program unggulannya adalah meningkatkan dan memperluas Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Madrasah Diniyah," katanya. Ia menjelaskan Jatim mempunyai beban Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang pendidikan, karena dunia Diniyah Salafiyah belum diakui oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan sehingga masih dianggap buta huruf. Di samping itu, lanjut dia, program unggulan lain yang direncanakan untuk mendukung misi meningkatkan kesalehan sosial yakni peningkatan revitalisasi dan perbaikan situs religi. "Tingkat pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung dipengaruhi seberapa banyak kunjungan masyarakat ke wisata religi seperti makam wali, jika banyak yang mengunjungi makam-makam wali bisa disimpulkan maka ekonomi masyarakat sedang melemah," katanya. Sementara itu, indikator kinerja utama periode 2014-2019 ditingkatkan menjadi sejumlah item, yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, pemerataan pendapatan versi bank dunia dan tingkat kemiskinan. "Berikutnya, tingkat pengangguran terbuka, indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender dan yang terakhir kualitas air sungai," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut. Di bagian lain, sesuai data Badan Pusat Statistik Jatim pada 2009, tingkat pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,01 persen dan 2010 menjadi 6,68 persen. Kemudian, di akhir 2013 turun menjadi 6,55 persen. Sedangkan rancangan saat ini diharapkan pada 2017 meningkat menjadi 8 persen dan pada akhir 2019 mencapai 8,20 persen. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014