Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah menjamin stok beras dan lauk pauk hingga masa panen bagi warga korban erupsi Gunung Kelud yang kembali menempati tempat tinggalnya setelah proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan. "Pemerintah kabupaten/kota akan memberikan beras bagi warga yang mayoritas memang bertani sampai masa panen," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo ketika ditemui usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-64 Satpol PP di Makodam V/Brawijaya di Surabaya, Senin. Jika nantinya pemerintah daerah tidak siap atau kekurangan maka pemerintah provinsi siap membantunya. Pihaknya berharap terus terjadi koordinasi dan pemerintah setempat mengawasi proses pemberian beras dan lauk pauk. Direncanakan, para pengungsi di tiga daerah, yakni Blitar, Kediri dan Malang sudah kembali ke rumahnya pada 9 Maret 2014. Bahkan, di Blitar 100 persen sudah selesai pembangunan rumahnya dan tidak sedikit warga yang sudah beraktifitas. Tidak itu saja, pemerintah juga akan memberi petani berupa bibit, pupuk, hingga traktor untuk membantu proses pemulihan aktifitas bertaninya. Dengan penurunan status Gunung Kelud menjadi Waspada maka diharapkan perlahan warga kembali ke aktifitas normal sebagaimana sebelum erupsi terjadi. Sedangkan, ketika disinggung tentang pengeluaran anggaran pemulihan atau rekonstruksi hingga saat ini, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menjelaskan sudah sekitar Rp30 miliar keluar, dari penganggaran sebesar Rp100 miliar. Di bagian lain, Pemprov Jatim juga menerjunkan tim dari Universitas Brawijaya Malang untuk meneliti secara menyeluruh tanaman yang biasa di tanaman para petani di sekitar Gunung Kelud. "Penelitian dilakukan agar ada upaya perubahan dalam pertanian yang bisa bertahan lama dibandingkan sebelumnya," kata Pakde Karwo. Seluruh tanaman pertanian, seperti cabe dan bawang akan diteliti secara rinci oleh Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, apakah kemungkinan bisa dikembangkan lagi lebih awet dan tahan lama dibandingkan selama ini. "Penelitian ini diperlukan agar petani bisa mendapat kepastian soal tanaman. Tidak kemudian setelah selesai di panen kemudian harus membeli bibit baru," kata dia. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014