Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo menyarankan perlunya peningkatan dana serta manajemen penanggulangan bencana sebagai pencegah timbulnya korban jiwa karena kurang tanggapnya antisipasi segala bentuk bencana. "Ke depan, pemerintah harus lebih meningkatkan anggaran serta melakukan manajemen penanggulangan bencana yang akhir-akhir ini sering terjadi," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Selasa. Menurut dia, Indonesia berada di wilayah rawan bencana alam. Oleh karena itu, manajemen penanggulangan bencana harus diintensifkan termasuk memberikan pendidikan sigap tanggap penanggulangan bencana. "Pendidikan sigap tanggap penanggulangan bencana harus diberikan sejak dini, terutama kepada masyarakat di wilayah rawan bencana," kata adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Pihaknya juga menyampaikan bahwa semua kompononen masyarakat bekerja sama, termasuk pemerintah daerah. Apalagi pemerintah setempat harus mengenal potensi bencana di wilayahnya. "Tidak ada alasan pemerintah daerah tidak tahu wilayahnya. Daerah rawan bencana atau bukan, semuanya harus tanggap. Di sinilah peran pemerintah daerah sangat diperlukan," kata salah satu peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat itu. Purnawirawan jenderal bintang empat tersebut juga menceritakan pengalamannya naik kereta api ketika pulang dari Surabaya beberapa hari lalu. Saat itu, usai mengikuti debat bernegara konvensi calon presiden, Pramono Edhie tidak bisa naik pesawat karena bandara ditutup akibat debu vulkanik setelah erupsi Gunung Kelud. "Naik kereta bukan hal baru bagi saya. Apalagi sejak jadi prajurit dulu, saya sering naik kereta api. Bagi saya, kereta itu transportasi darat nyaman dan merakyat," kata Pramono Edhie. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014