Blitar (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menginstruksikan kepada tim tanggap darurat bencana serta aparat kepolisian untuk bertindak cepat dan tegas dalam melakukan sterilisasi seluruh kawasan yang masuk zona merah, terutama yang berada di radius 10 kilometer dari pusat kawah.
"Semua pemukiman yang ada di dalam radius ini harus dikosongkan," instruksi Pakde Karwo saat mengunjungi pengungsi di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat.
Beberapa daerah yang sempat menjadi sorotan gubernur adalah pemukiman yang berada di dalam kawasan perkebunan Candisewu, yakni Dusun Kalibadak, Kalikuning, serta Candisewu, Desa Modangan, serta Karangrejo.
Soekarwo juga mengingatkan beberapa perkampungan dalam lain yang berada di kaki Gunung Kelud di wilayah Blitar utara, Malang barat wilayah Ngantang, serta sebagian besar Kediri yang menjadi daerah paling parah terdampak erupsi Gunung Kelud.
"Kalau ada warga yang tidak mau mengungsi saya perintahkan untuk diangkat (paksa) dan dibawa ke posko pengungsian terdekat," tandasnya.
Menurutnya, tidak boleh ada toleransi bagi warga di area rawan terpapar erupsi Gunung Kelud yang membandel.
Meski belum ada laporan langsung korban jiwa akibat letusan salah satu gunung teraktif di Pulau Jawa ini, kematian tiga warga Ngantang, Kabupaten Malang akibat sesak nafas dan tertimpa tembok rumah saat menunggu jemputan untuk mengungsi menjadi perhatian Pakde Karwo.
Ia berharap tidak ada lagi korban jiwa dalam bencana yang telah menyebabkan sekitar 76.388 jiwa di daerah-daerah sekitar Gunung Kelud ini mengungsi.
Apalagi, lanjut Pakde Karwo, keterangan ahli vulkanologi dari PVMBG (pusat vulcanology dan mitigasi bencana gempa) menyebut kondisi Gunung Kelud masih belum stabil.
"Saya bukan ahli, tapi menurut mereka kondisinya masih sangat rawan sehingga semua harus waspada," ujarnya. Ia juga menyampaikan masa tanggap darurat bencana berlaku selama 30n hari, terhitung mulai 13 Februari hingga 12 Maret 2014.
Gunung Kelud yang pernah mengalami erupsi "tertahan" pada 2007 akhirnya kembali meletus pada Kamis (13/2) malam sekitar pukul 22.49 WIB. Letusan gunung berapi ini menyebabkan hujan batu-pasir dan kerikil di wilayah Blitar, Tulungagung, Trenggalek, hingga Ponorogo.
Selain menyelimuti kota-kota di jawa Timur, abu vulkanik yang volumenya diperkirakan mencapai 80 juta kubik dilaporkan juga menyembur ke daerah-daerah lain hingga radius lebih dari 150 kilometer di Jawa Tengah, Jawa Barat serta daratan Pulau Madura sehingga menyebabkan sedikitnya tujuh bandara ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014