Pamekasan (Antara Jatim) - Puluhan wartawan Pamekasan, Madura, Senin, berunjuk rasa menyuarakan peningkatan kesejahteraan para kuli tinta itu, pada momentum Hari Pers Nasional (HPN) ke-68.
Dalam aksi yang digelar di kantor Pemkab Pamekasan ini, para kuli tinta dari berbagai perusahaan media itu menyuarakan pentingkan peningkatan kesejahteraan, mengingat selama ini kesejahteraan wartawan masih jauh dari sempurna.
"Aspirasi untuk menyuarakan kesejahteraan wartawan penting untuk disampaikan di Hari Pers Nasional ini mengingat, sebagian teman-teman kontributor di daerah seperti kami ini masih belum sesuai dengan harapan," kata kontributor salah satu televisi swasta di Pamekasan Ach Baihaqi.
Padahal, tantangan wartawan daerah lebih berat, karena bersentuhan secara langsung dengan masyarakat kelas bawah. Tidak sedikit di antara wartawan daerah yang terpaksa harus menyabung nyawa demi untuk mengejar liputan yang bernilai berita.
Pria yang pernah berpengalaman meliput kasus "carok massal" di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan tahun 2006 lalu itu menuturkan, terkadang taruhan nyawa, memang tidak sebanding dengan honor yang ia terima.
"Tapi mau bagaimana lagi wong namanya sudah profesi. Ya, itu tadi, kami cuma berharap agar keberadaan kami lebih diperhatikan," katanya.
Selain menyampaikan aspirasi peningkatan kesejahteraan wartawan, para kuli tinta dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik ini juga mengecam banyaknya oknum yang mengaku sebagai wartawan dan melakukan perbuatan yang melanggar kode etik wartawan.
Dalam aksinya, puluhan wartawan dari paguyuban Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) ini meminta agar pemkab tidak memberikan ruang kepada oknum yang mengaku wartawan dan sering melakukan perbuatan yang menyimpang dari kode etik jurnalis.
Menanggapi tuntutan itu, Skretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan Alwi menyatakan, pihaknya akan berupaya memenuhi permintaan wartawan itu, bahkan ia akan segera mengumpulkan seluruh jajaran kepala dinas untuk mensosialisasikan tuntutan dari wartawan harian dari berbagai media itu.
Alwi juga berjanji akan memberikan kemudahan kepada wartawan yang benar-benar menjalankan profesinya itu dalam menggali informasi yang diinginkan. Hal itu, karena wartawan merupakan mitra pemerintah.
"Wartawan itu adalah kan mitra kami, sehingga keberadaannya sangat kami butuhkan dalam rangka mengabarkan dan menginformasikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah," katanya menjelaskan.
Alwi mengakui, selama ini memang banyak oknum yang mengaku sebagai wartawan, akan tetapi jika diteliti teknis pekerjaannya, memang tidak sesuai dengan profesinya. Malah yang bersangkutan sering melakukan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan kode etik wartawan.
"Nah, ke depan mari kita kerja sama yang baik agar tatanan pemerintahan ini bisa lebih baik pula, melalui pemberitaan yang disampaikan dengan cara yang baik tentunya," pungkasnya.
Selain di Sampang, aksi memperingati Hari Pers Nasional (HPN) juga digelar wartawan Bangkalan dan Sampang.
Di Sampang peringatan HPN oleh wartawan di Kota Bahari itu dengan menggelar pameran foto bertema " Melihat Sampang dari Cuplikan Kamera", sedangkan di Bangkalan peringatan HPN digelar PWI setempat bersama siswa MAN Bangkalan dengan menampilkan parade busana dari kertas koran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014