Surabaya (Antara Jatim) - "Sociology Centre" (SoC) dari Departemen Sosiologi Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyimpulkan 81,8 persen warga Kota Surabaya menolak pemindahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) dari lokasi sekarang, Jalan Setail/Diponegoro, Surabaya. "Itu merupakan hasil jajak pendapat terkait persepsi warga kota terhadap 'keberadaan dan konflik pengelolaan KBS' yang kami lakukan pada 22-25 Januari," kata Kepala 'SoC' Fisip Unair, Novri Susan, di Surabaya, Rabu. Didampingi koordinator penelitian, Tuti Budirahayu, ia menjelaskan jajak pendapat itu dilakukan dengan cara menyebarkan angket/kuesioner kepada warga kota di lima wilayah yakni Surabaya Timur, Utara, Barat, Selatan, dan Pusat, serta sejumlah pengunjung KBS. "Jumlah responden seluruhnya mencapai 250 orang dengan rentang usia 12-80 tahun. Semuanya dimintai pandatangan tentang dua isu penting yakni persepsi terhadap KBS dan persepsi terhadap konflik pengelolaan KBS," katanya. Hasilnya, persepsi warga kota terhadap KBS adalah 96,4 persen responden menilai KBS itu penting dan hanya 3,6 persen yang menilai tidak penting pada KBS yang sudah berusia hampir satu abad sejak berdiri dengan nama "Soerabaiasche Planten-en Dierentuin" pada 1916. "Sejarah panjang KBS itulah yang membuat warga kota langsung merasa memiliki, karena KBS sudah menjadi simbol budaya, sehingga munculnya konsekuensi negatif terhadap KBS langsung menyentuh hati warga kota," katanya. Keberadaan KBS sebagai simbol budaya itulah yang membuat warga kota menolak KBS dihilangkan atau dipindahkan, apalagi dialihfungsikan untuk lokasi mal, plaza, ruko, kawasan industri, dan pusat bisnis lainnya sebagaimana rumor yang beredar. "Kalau KBS dihilangkan ada 96,4 persen warga kota Surabaya yang menolak, kalau KBS dipindahkan ada 81,8 persen warga yang menolak, dan kalau KBS dialihfungsikan ada 93,2 oersen warga yang menolak. Artinya, KBS sudah menjadi simbol budaya warga Surabaya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014