Surabaya (Antara Jatim) - Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) menyebutkan wilayah Pulau Madura, Jawa Timur, memiliki sekitar 250.000 hektare lahan yang cukup potensial untuk pengembangan budidaya tanaman tebu.
Direktur P3GI Aris Toharisman ketika dihubungi di Surabaya, Kamis, mengemukakan selama ini, Pulau Madura memang dikenal sebagai penghasil garam karena wilayahnya yang panas dan terik, padahal sebenarnya Madura menyimpan potensi besar sebagai penghasil gula.
"Kajian yang dilakukan P3GI memberikan fakta menarik, bahwa terdapat sekitar 250.000 hektare lahan di Madura yang relatif sesuai untuk perkebunan tebu, bahkan berpotensi bisa menghasilkan tebu berkisar 60-90 ton per hektare," katanya.
Menurut Aris, besarnya potensi areal itu bisa mendukung pasokan tebu untuk pembangunan 10 pabrik gula baru dengan kapasitas giling masing-masing 10.000 ton tebu per hari (TCD).
Sebagai pembanding, total areal tebu di wilayah Jatim saat ini sekitar 200.000 hektar dengan 31 unit pabrik gula yang menghasilkan lebih kurang 1,2 juta ton gula per tahun.
Selain bisa menjadi tumpuan produksi gula, lanjut Aris, potensi areal tebu yang sangat masif di Madura juga sangat prospektif dikelola sebagai industri gula terpadu dan terintegrasi dengan industri berbasis tebu, seperti bioetanol, listrik, kertas, pakan ternak, dan pupuk organik.
"Industri gula terintegrasi semacam itu sulit dikembangkan di Jawa, mengingat rata-rata kapasitas giling pabrik gula yang hanya 3.500 TCD, sehingga hilirisasi produk turunan tebu sulit memenuhi skala keekonomian," tambahnya.
Data dari P3GI mencatat saat ini areal tebu di wilayah Madura baru sekitar 1.500 hektare yang sebagian besar berada di Kabupaten Sampang dan Bangkalan.
Pada 2014, areal tebu di Madura kemungkinan meningkat menjadi sekitar 4.000 hektare, seiring adanya program pengembangan areal yang didanai APBN sehingga dua tahun ke depan saat pabrik gula baru mulai dibangun, areal budidaya tebu diperkirakan sudah mencapai 10.000 hektare.
"Bila dibandingkan dengan potensi areal tebu di luar Jawa, wilayah Madura jauh lebih menjanjikan karena dukungan infrastruktur sangat memadai, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan listrik, dan tenaga kerja," ujar Aris Toharisman.
Ia mencontohkan wilayah Merauke, Papua, yang sebelumnya sempat diwacanakan sebagai daerah pengembangan tebu oleh pemerintah karena potensi lahannya cukup bagus, tetapi terkendala dukungan infrastruktur dan tenaga kerja.
Kendati potensi Madura sangat besar, Aris mengakui pengembangan tebu di daerah tersebut tidak mudah dan menghadapi berbagai tantangan, antara lain dari sisi budidaya dan minat petani Madura yang selama ini terbiasa dengan tanaman berumur pendek.
"Namun, secara perlahan tantangan itu sudah bisa dikelola menjadi peluang. Buktinya, kini makin banyak investor yang melirik Madura sebagai penghasil gula dan luas areal budidaya tebu juga terus bertambah," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014