Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, Kamis, mengundang pendiri Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Sumatera Barat, Masril Koto, yang diminta untuk mengisahkan pendirian bank petani di daerahnya. "Saat ini LKMA Prima Tani sudah memiliki 580 unit di seluruh wilayah Sumatera Barat. Karyawannya dari anak petani dengan pakaian rapi layaknya sebuah bank dengan gaji sekitar Rp2 juta/karyawan," kata Masril. Ia menyampaikan hal itu dalam tanya jawab secara langsung dengan Bupati Bojonegoro Suyoto disaksikan ratusan undangan dari jajaran pemkab setempat dan berbagai lapisan masyarakat lainnya. Ia menjelaskan rintisan mendirikan LKMA tersebut diawali keingginan sejumlah petani untuk mendirikan sebuah bank petani dengan bermodalkan uang patungan Rp600 ribu sejak 2006. Melalui berbagai perjuangan untuk mengetahui informasi pendirian bank, Masril, yang hanya lulusan kelas IV SD itu, berhasil mengumpulkan dana dari hasil menjual saham kepada petani juga warga lainnya sebanyak Rp15 juta dengan nilai saham Rp100 ribu/lembar. "Kami berkeinginan mendirikan bank karena petani tidak percaya dengan koperasi yang hanya menguntungkan pengurusnya," jelasnya. Hanya saja, katanya, modal yang sudah terkumpul sebesar Rp15 juta hanya dalam waktu 15 menit habis karena semuanya dipinjamkan kepada petani. "Sayapun berpikir untuk mencari modal lagi dengan mengajak tukang ojek menabung yang diberi nama tabungan pajak ojek. Saat ini di satu titik saja ada sekitar 800 tukang ojek yang menabung di tempat kami," jelasnya. Berawal dari itu, menurut dia, perkembangan rintisan membentuk bank yang selama dua tahun tanpa izin tersebut semakin berkembang, sehingga melahirkan berbagai aneka tabungan, di antaranya, tabungan niat haji, sampai tabungan I pad yang besarnya Rp100 ribu/bulan. "Kami harapkan enam tahun lagi anak di tempat kami sudah memiliki Ipad," ucapnya. Pada kesempatan itu Bupati Bojonegoro Suyoto mengharapkan udangan yang hadir bisa memperoleh inspirasi atas semangat dan kerja keras Masril Koto yang mampu menggali potensi yang dimiliki sekaligus memberdayakan masyarakat. "Semoga yang kita dengarkan kisah dari Masril Koto bisa menjadi inspirasi bagi kita semua," katanya, menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014