Surabaya (Antara Jatim) - Bencana banjir di sejumlah wilayah Jawa Timur belum berdampak pada penyerapan beras Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jatim, karena sampai sekarang ketersediaan komoditas tersebut di provinsi ini masih aman. Menurut Kepala Bulog Divre Jatim Rusdiyanto, selama 1 Januari hingga 21 Januari 2014 penyerapan Bulog terhadap beras petani sebanyak 20.049 ton. Dari jumlah itu, wilayah tertinggi penyerapannya yaitu Bojonegoro yang mencapai 8.677 ton, lalu Bondowoso sebesar 2.800 ton, dan Surabaya Selatan sebanyak 2.760 ton. "Walau di Bojonegoro sempat terjadi banjir yang mengakibatkan beberapa areal sawah puso, tapi tidak menghambat kami untuk terus menyerap gabah dan beras petani. Kami sudah melakukan 'replanting' atau penanaman ulang," ujarnya di Surabaya, Kamis. Dengan begitu, ungkap dia, hingga kini persediaan beras tetap tercukupi. Bahkan, sampai akhir tahun 2013 total stok beras di provinsi ini mencapai 592.833 ton. "Kami yakin besaran itu bisa memenuhi kebutuhan beras di Jawa Timur selama 3 bulan ke depan. Rata-rata total penyaluran per bulan berkisar antara 42 ribu ton," tuturnya. Ia menyatakan, pada saat ini pengadaan beraspun tetap terus berlangsung sehingga sebagian stok yang tersisa dapat distribusikan ke provinsi lain. Khususnya ke Kawasan Indonesia Timur. "Terkait pengadaan beras, Bulog masih mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) no 3 tahun 2012," tuturnya. Dalam Inpres tersebut, tambah dia, bahwa kebijakan pembelian gabah atau beras dalam negeri harus dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). Ketentuan HPP sesuai dengan Inpres tersebut untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp3.300 perkilogram. "Lalu, HPP untuk GKP penggilingan dihargai Rp3.350 per kilogram, gabah kering giling (GKG) penggilingan Rp4.150 per kilogram, GKG gudang Bulog Rp4.200 per kilogram, dan beras Rp6.600 perkilogram," ucapnya. Pada tahun ini, kata dia, estimasi pengadaan beras di bawah Bulog Divre Jatim sebesar 433.070 ton untuk gabah, beras 825.001 ton, dan setara beras sebanyak 1,1 juta ton. "Untuk mencapai itu, kami akan menggerakkan pedagang, gabungan kelompok tani (Gapoktan), Satgas, dan UB-PGB (unit bisnis penggilingan gabah dan beras) agar menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014