Surabaya (Antara Jatim) - Pengusaha batik pemilik Galeri Batik Chic, Novita Yunus, mengedukasi masyarakat di Surabaya dan sekitarnya tentang budaya lokal Indonesia, terutama corak batik Jawa Timur, karena memiliki kekhasan dan nilai budaya sangat tinggi. "Selain itu, tujuan edukasi tersebut guna melestarikan warisan budaya Indonesia," kata Novita saat pengenalan "Batik Chic Gallery", di Surabaya, Rabu. Menurut dia, edukasi itu dilatarbelakangi kondisi pasar busana pada saat ini. Apalagi, masyarakat lebih cenderung untuk memilih dan menggunakan produk bermerek luar negeri. "Padahal, produk 'fashion' lokal memiliki kualitas yang sama dengan produk bermerek asing," ujarnya. Di samping itu, batik khas Indonesia khususnya Jatim memiliki keunggulan tersendiri, misalnya dari sisi sentuhan seni. "Bahkan, dilihat dari proses pengerjaannya memang cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Hal itu yang harus dihargai pasar," katanya. Oleh karena itu, pihaknya memiliki tantangan tersendiri, salah satunya ketika masyarakat Indonesia banyak membeli produk batik bermerek asing di mana kalau ada diskon, orang beli seperti beli kacang. "Kondisi itulah yang harus kami pelajari. Bagaimana mengerti selera pasar dan menerapkannya dalam karya," katanya. Mengenai bidikan pasar batik, pihaknya tidak hanya menyasar konsumen domestik, melainkan pasar ekspor. Akan tetapi, tidak langsung melakukan ekspor secara besar-besaran. "Penjualan produk justru kami lakukan saat mengikuti agenda pameran di luar negeri," katanya. Di sisi lain, lanjut dia, ada pula perwakilannya yang berada di Jepang dan Belanda yang ikut memasarkan produknya di kedua negara tersebut. "Khusus Batik Jatim, pasarnya bukan di Jepang karena mereka lebih suka warna yang lembut. Kalau warna berani seperti batik pesisir banyak diminati pasar Eropa," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014