Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Sapta Niswandar, optimistis pertumbuhan bisnis hotel di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pasar terutama dari sektor pariwisata.
"Saat ini banyak objek wisata di Tanah Air yang memiliki daya tarik besar bagi wisatawan domestik maupun internasional," kata Sapta, di sela-sela pembukaan Hotel Ibis Basuki Rahmat, di Surabaya, Selasa.
Untuk itu, kata dia, secara otomatis setiap wisatawan selalu mencari hotel yang aksesnya dekat dengan objek wisata tersebut.
Di Indonesia, sejumlah daerah yang mempunyai nilai jual pariwisata cukup besar dan memerlukan hotel sangat banyak yaitu di Pulau Sumatera dan beberapa wilayah di Kawasan Indonesia Timur.
"Khusus di Jatim, potensi kunjungan wisatawan domestik di Jatim ada sebanyak 37 juta orang," ujarnya.
Besaran tersebut, kata dia, dapat dimaksimalkan oleh sejumlah pengusaha hotel baik brand lokal maupun internasional guna memberikan pelayanan yang berkualitas. Apalagi, provinsi ini juga mempunyai beragam objek wisata.
"Contoh, wisata ziarah Gus Dur di Jombang bisa mencatatkan angka kunjungan hingga 1.500-2.000 orang per hari. Selain itu, ada objek wisata menarik baik di Lamongan sampai Banyuwangi," katanya.
Dari sisi wisatawan asing, kunjungan mereka juga banyak menyebar di sejumlah objek wisata di Jatim. Mayoritas berasal dari berbagai negara di Benua Eropa misalnya Rusia. Ada pula mereka yang datang dari China dan Australia.
"Kunjungan mereka ke Indonesia termasuk Jatim, memberikan kontribusi sangat besar bagi devisa negara atau mencapai sekitar Rp110 triliun. Besaran itu dikalkulasi dari dana yang mereka belanjakan di Tanah Air yakni mencapai 1.150 dolar AS per kunjungan," katanya.
Mengenai pembukaan Hotel Ibis Basra, "General Manager" Ibis Surabaya Basuki Rahmat, Yono Budiarto, mengemukakan, hotel yang memiliki 224 kamar tersebut diharapkan bisa mencatat okupansi hingga 70 persen.
"Kalau saat ini, posisi okupansi kami masih mencapai 50 persen dari total kamar," katanya.
Pencapaian tersebut, lanjut dia, terealisasi karena hotel bintang tiga itu berada dekat dengan pusat kota Surabaya dan dikelilingi oleh kawasan pemerintahan, perbankan, pusat perbelanjaan, dan dengan objek wisata bersejarah yakni Monumen Tugu Pahlawan.
"Bahkan, berjarak hanya 10 menit dari Stasiun Kereta Gubeng dan tidak jauh dari Bandara Internasional Juanda," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014