Malang (Antara Jatim) - Komisi Pemilihan Umum Kota Batu, Jawa Timur, akan menggunakan kotak suara dan bilik suara lama dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April 2014. Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batu Bagyo Prasasti Prasetyo, Jumat, mengatakan kotak suara dan bilik suara yang telah digunakan dalam perhelatan pemilihan kepala daerah maupun pemilihan gubernur Jatim beberapa waktu lalu itu kondisinya masih bagus dan terawat. "Kondisi kotak suara maupun bilik suara tersebut masih sangat bagus dan bisa difungsikan kembali, sehingga kami tidak perlu mengajukan anggaran lagi untuk pengadaan baru," tegas Bagyo. Bagyo mengakui sebelumnya KPU Pusat menginstruksikan agar KPU di daerah melakukan inventarisasi kotak suara dan bilik suara. Namun, setelah pihaknya melakukan pengecekan kondisi kedua logistik pemilu itu, ternyata masih layak untuk difungsikan kembali pada saat Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April nanti. Menyinggung jumlah kotak suara dan bilik suara yang dibutuhkan untuk Pemilu 2014, Bgayo mengatakan untuk kotak suara sebanyak 1.792 unit dan bilik suara sebanyak 1.680 unit. Jumlah kotak suara maupun bilik suara tersebut, kata Bagyo, masih berlebih karena kedua logistik Pemilu tersebut mencapai 1.835 (kotak suara) dan 1.912 (bilik suara). Sedangkan logistik lainnya, terutama surat suara, lanjut Bagyo, menjadi kewenangan pemerintah pusat, termasuk proses pencetakannya. "Soal logistik Pileg APril nanti tidak ada masalah," ujarnya. Sementara itu, baik di Kabupaten maupun Kota Malang, logistik Pileg 2014 juga akan menggunakan yang lama karena kondisinya masih layak dan cukup bagus, sehingga tidak perlu pengadaan baru.Dan, kebutuhannya disesuaikan dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS). Menurut Ketua KPU Kota Malang Hendry, selain logistik, persiapan lain yang menjadi fokus adalah sosialisasi pada seluruh lapisan masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah yang menjadi basis para pemilih pemula. "Secara berkala kami sudah melakukan tahapan sosialisasi, namun baru awal tahun ini digencarkan dan dilakukan secara intensif. Untuk mengintensifkan dan menggencarkan program sosialisasi di berbagai kalangan, seperti komunitas perempuan, pemilih pemula, daerah pinggiran maupun komunitas keagamaan, kami membentuk relawan demokrasi," katanya, menjelaskan. Dengan adanya relawan demokrasi itu, diharapkan angka golongan putih (golput) bisa ditekan, bahkan lebih baik dari pelaksanaan Pilkada maupun Pilgub beberapa waktu lalu.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014