Oleh Henky Mohari
Tanjungpinang (Antara) - Sebanyak 1.278 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) atau WNI bermasalah yang dideportasi Malaysia menuju Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tinggal berdesakan di penampungan sementara.
"Ya, seperti itulah keadaannya karena penampungan tidak cukup untuk ribuan orang," kata Koordinator Lapangan Satgas TKI Bermasalah Tanjungpinang Sony di Tanjungpinang, Kamis.
Sony mengatakan sebanyak 1.278 WNI bermasalah yang dideportasi Malaysia dari tanggal 4 sampai 15 Januari 2014 itu ditampung di Wisma Transito Batu 8 dan Rumah Penanggulangan Trauma Centre (RPTC) di Senggarang, Tanjungpinang.
TKI laki-laki yang mencapai 915 orang ditampung di Wisma Transito, sedangkan TKI perempuan yang berjumlah 333 orang serta 30 orang anak ditampung di RPTC.
"Hari ini akan bertambah lagi sebanyak 199 orang TKI bermasalah yang dideportasi Malaysia menuju Tanjungpinang," ujarnya.
Menurut Sony, ribuan TKI bermasalah itu akan dipulangkan menggunakan kapal Pelni pada Jumat (17/1) dari Pelabuhan Kijang, Bintan menuju Tanjung Priok, Jakarta.
Di penampungan Wisma Transito, para TKI terpaksa tidur beralaskan tikar di luar ruangan yang hanya mampu menampung maksimal untuk 400 orang. Bahkan di antara mereka ada yang tidur di lantai semen tanpa alas dan langit sebagai "atap".
Sebelum masuk lokasi penampungan yang dipagar setinggi lebih kurang 2,5 meter tersebut, bau menyengat sudah menusuk hidung karena minimnya air bersih untuk mandi bagi para TKI.
Bahkan, para TKI hanya bertelanjang dada di penampungan, selain karena cuaca panas, para TKI umumnya hanya memiliki baju yang melekat di badan saat dideportasi Malaysia.
"Hanya ini yang bisa saya bawa pulang," kata salah seorang TKI bermasalah yang hanya menggunakan sarung tanpa baju dan alas kaki.
Meski sudah sering dikunjungi pejabat kementerian terkait, BNP2TKI dan DPR RI, penampungan TKI bermasalah Tanjungpinang yang masih disewa kepada pihak swasta tersebut belum ada perubahan. Bahkan, para pejabat pusat itu mengatakan kalau penampungan TKI bermasalah Tanjungpinang sudah tidak manusiawi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014