Ramadi, Irak, (Antara/Xinhua-OANA) - Sedikitnya 15 orang, termasuk delapan gerilyawan Al Qaida, tewas dan delapan orang lagi cedera dalam bentrokan dan serangan di Provinsi Anbar, Irak Barat, dan di dekat Ibu Kota Irak --Baghdad-- pada Kamis malam (9/1), kata polisi.
Pasukan komando polisi terlibat bentrokan sengit dengan gerilyawan Al Qaida di satu daerah gurun di dekat Kota Kecil Khaldiyah, sekitar 80 kilometer di sebelah barat Ibu Kota Irak tersebut, menewaskan delapan gerilyawan dan menghancurkan tiga kendaraan mereka, kata satu sumber polisi provinsi yang tak mau disebutkan jatidirinya kepada Xinhua.
Masih di Anbar, satu bom mobil meledak di dekat rumah Sheikh Zamil Al-Ghanimi, pemimpin suku dan seorang pemimpin kelompok paramiliter Shawa --yang didukung pemerintah-- di Kabupaten As-Soufiyah di sebelah timur-laut Ibu Kota Provinsi tersebut, Ramadi, sekitar 110 kilometer di sebelah barat Baghdad. Seorang warga sipil tewas dan dua orang lagi cedera, kata sumber itu.
Al-Ghanimi sendiri selamat dari serangan tersebut sebab ia tak berada di rumah, ketika ledakan terjadi, tambah sumber itu.
Sementara itu, satuan pasukan militer memburu tiga pria bersenjata yang membawa bom pinggir jalan di mobil mereka dan menembak mereka hingga tewas di Daerah Abu Ghraib, sekitar 25 kilometer di sebelah barat Baghdad, kata satu sumber polisi lokal keapda Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Saat petang, satu sumber polisi provinsi memberitahu Xinhua bahwa tiga personel pasukan komando polisi tewas dan enam lagi cedera ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan mobilnya yang berisi peledak di dekat kerumunan anggota Pasukan Taktis dan Senjata Khusus di Ramadi.
Irak menghadapi kerusuhan terburuknya dalam beberapa tahun belakangan. Menurut Misi Bantuan PBB untuk Irak, sebanyak 8.868 orang Irak tewas pada 2013, termasuk 7.818 warga sipil dan personel polisi sipil, yang merupakan jumlah korban tewas paling banyak selama bertahun-tahun.
Di Baghdad pada Kamis, seorang pembom bunuh diri menewaskan 13 calon tentara Irak dan melukai lebih dari 30 orang lagi, kata polisi.
Mereka mengatakan seorang pria yang mengenakan rompi peledak meledakkan dirinya di tengah pemuda calon tentara di lapangan udara kecil Muthanna, yang digunakan tentara di ibu kota Irak.
Polisi sebelumnya menyebutkan korban tewas mencapai sembilan.
Peristiwa itu terjadi hanya tiga hari setelah serangan bom di Baghdad, yang paling tidak menewaskan 15 orang, kata sejumlah pejabat. Ketika itu, sekelompok gerilyawan menguasai sebuah kota besar dan daerah lain di sebelah barat ibu kota Irak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014