Ponorogo (Antara Jatim) - Polisi masih menyelidiki penyebab terbakarnya ruang penyimpanan alat dan bahan bedah atau operasi di lantai 4 gedung terpadu RSUD dr Hardjono, Ponorogo, Jawa Timur, Jumat pagi. Dugaan sementara, kobaran api yang sempat menghanguskan seluruh isi gudang tersebut berasal dari konsleting atau arus pendek listrik yang kemudian membakar sejumlah bahan bedah isi gudang yang memang mudah terbakar, kata Wakapolres Ponorogo, Kompol Budi Santosa. Namun kepastian mengenai sebab-musabab kebakaran tersebut masih diselidiki polisi untuk mengetahui ada/tidaknya unsur kesengajaan (sabotase) ataupun kelalaian dari petugas rumah sakit. "Untuk mengetahui penyebab pastinya akan kami datangkan tim laboratorium forensik Polri dari Polda Jatim," kata Wakapolres. Sejak terjadinya kebakaran, jajaran kepolisian Ponorogo belum melakuan tindakan apapun, kecualai pengamanan lokasi kejadian yang telah diberi garis pengaman (police line). Budi mengisyaratan tindakan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) akan dilakukan bersamaan dengan digelarnya pengambilan sampel serta penyelidikan forensik dari tim Labfor Polri cabang Surabaya. "Beberapa saksi termasuk penanggung jawab ruangan telah kami periksa. Dugaan sementara memang mengarah pada konsleting listrik di sekitar ruang yang terbakar, tapi ini masih akan didalami lagi," jelasnya. Salah satu petugas PMK menyatakan, sebenarnya api tidak akan membesar kalau sistem hidran di gedung tersebut berfungsi. Sebab, berfungsinya hidran akan mencegah api menjalar terlalu cepat. "Tadi saya waktu masuk, ternyata hidran tidak nyemprot. Itu membuat api sempat membesar dan membakar seluruh isi gudang," ujar petugas PMK yang tak mau disebut namanya tersebut. Kebakaran pada gudang penyimpanan peralatan operasi yang terjadi sekitar pukul 08.15 WIB itu sempat membuat seluruh petugas dan pasien RSUD dr Hardjono panik. Sebagian pasien operasi dan berbagai peralatan bedah segera dipindahkan dari lantai 4 yang mulai terbakar, sementara beberapa karyawan berupaya melakukan pemadaman dengan alat yang ada. Namun upaya pemadaman darurat menggunakan tabung pemadam tidak berhasil. Api justru kian membesar hingga akhirnya dua unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dari Pemkab Ponorogo datang. Sekitar 30 menit kemudian kobaran api ahirnya bisa dipadamkan. Meski tidak sempat menjalar ke ruang yang lain atau ke lantai di bawahnya, evakuasi tetap dilakukan. Sebanyak dua orang yang malam sebelumnya telah dioperasi dan lima orang pasien yang akan dioperasi langsung dipindahkan menuju ruang-ruang lain di gedung lain di RS tersebut. "Yang mau operasi terpaksa ditunda dulu. Kami masih akan berkoordinasi lagi mengenai tindakan yang bisa dilakukan. Kalau ruang operasi, masih ada beberapa di gedung UGD jadi sebenarnya tidak ada masalah," kata Direktur RSUD dr Hardjono, Ponorogo, dr Prijo Langgeng. Soal kerugian, pihak RSUD dr Harjono menyatakan masih dalam proses inventarisasi. Baik dari sisi peralatan maupun dari sisi kerusakan bangunannya. Selain itu, gedung yang terbakar masih dikosongkan untuk kepentingan penyelidikan oleh pihak kepolisian. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014