Surabaya (Antara Jatim) - Produksi gula PT Perkebunan Nusantara X pada musim giling 2013 terealisasi sebanyak 485.239 ton atau turun tipis 8.761 ton dibanding tahun sebelumnya sejumlah 494.000 ton, akibat terjadinya anomali iklim. "Kendati jumlah produksi sedikit mengalami penurunan, tetapi PTPN X masih mampu mempertahankan posisi sebagai produsen gula terbesar se-Indonesia," kata Direktur Utama PTPN X Subiyono usai pertemuan konsolidasi perseroan di Surabaya, Kamis. Menurut dia, keberhasilan menekan penurunan jumlah produksi gula yang tidak terlalu drastis di tengah kondisi iklim basah selama musim giling 2013 merupakan hasil kerja keras dalam mengatasi kendala teknis, baik "on farm" (budi daya tanaman) maupun "off farm" (proses produksi di pabrik gula). Subiyono mengakui bahwa dampak anomali iklim juga menyebabkan pencapaian rendemen (kadar gula dalam tebu) menurun, dari sebelumnya 8,4 persen menjadi rata-rata hanya 7,21 persen. "Rendemen sebesar itu merupakan yang terbaik di antara rata-rata rendemen BUMN pergulaan lainnya, bahkan mampu mengungguli beberapa perusahaan pergulaan milik swasta. Setidaknya ada empat pabrik gula milik PTPN X yang masuk jajaran 10 besar pencapaian rendemen terbaik se-Indonesia," tambahnya. Selain jumlah produksi dan rendemen, PTPN X juga meraih produktivitas terbaik dari seluruh BUMN pergulaan dengan jumlah tebu digiling sekitar 6.737.552 ton, produktivitas lahan 86,53 ton tebu per hektare, dan produktivitas hablur 6,23 ton per hektare. "Tahun 2013 memang menjadi tahun yang cukup sulit bagi industri pergulaan nasional. Musim hujan yang berkepanjangan membuat budi daya tebu tidak bisa optimal, tetapi kami bersyukur masih mampu mempertahankan kinerja," kata Subiyono. Masalah lain yang dihadapi industri gula lokal saat musim giling 2013 adalah anjloknya harga gula pada tingkat lelang, dari 2012 mencapai kisaran Rp11.000 per kilogram menjadi hanya Rp9.000 per kilogram. "Jika gula milik PTPN X sekitar 160.000 ton (sisanya milik petani), berarti potensi pendapatan perseroan yang hilang mencapai Rp320 miliar akibat anjloknya harga gula. Salah satu penyebab anjloknya harga gula lokal adalah distribusi gula rafinasi yang merembes ke pasar bebas," paparnya. Subiyono yang juga Ketua Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) berharap Pemerintah mengambil langkah tegas terhadap maraknya peredaran gula rafinasi di pasar bebas dengan mengembalikan sesuai peruntukkannya untuk industri makanan dan minuman. Pada kesempatan sama, Direktur Produksi PTPN X Tarsisius Sutaryanto mengemukakan, kendati produksi tahun 2013 menurun, pihaknya tetap menargetkan produksi gula pada musim giling 2014 bisa mencapai angka 565.000 ton. "Selain ada penambahan areal budi daya tanaman tebu di sejumlah daerah, seperti Madura, Lamongan, dan Gresik, kami juga menyiapkan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan produksi, antara lain mekanisasi sistem tebang angkut dan optimalisasi kapasitas produksi dari pabrik gula," tambahnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014