Bojonegoro (Antara) - Sebanyak 236 guru di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, memperoleh pelatihan pendidikan inklusi sebagai usaha mempersiapkan tenaga yang bisa mengelola pendidikan inklusi pada 2014. Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Inklusi Kabupaten Bojonegoro Sukarni Setiyono, Rabu, mengatakan, di daerahnya baru ada 24 guru yang bisa menjadi mengajar atau menjadi pendamping anak berkebutuhan khusus di pendidikan inklusi. Oleh karena itu, katanya, pemberian pelatihan bagi 236 guru terkait pendidikan inklusi merupakan usaha meningkatkan kemampuan lembaga pendidikan dalam menampung anak berkebutuhan khusus pada tahun ajaran 2014. "Kita harapkan 10 persen lembaga pendidikan yang ada mampu menampung anak berkebutuhan khusus pada tahun ajaran baru 2014," katanya, menegaskan. Ia menyebutkan jumlah lembaga pendidikan di daerahnya 706 SDN, 46 SMP, 15 SMA, 10 SMK, baik negeri maupun swasta. Namun, katanya, jumlah lembaga pendidikan yang mampu menampung anak berkebutuhan khusus masih minim, karena pelaksanaan pendidikan inklusi baru mulai 14 Desember 2014. Selain itu, katanya, jumlah anak kerkebutuhan khusus yang bisa ditampung di masing-masing lembaga pendidikan rata-rata baru sekitar 10 siswa. "Yang jelas jumlah anak berkebutuhan khusus yang belum tertampung di lembaga pendidikan inklusi masih banyak," ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan sebanyak 236 guru tersebut, terdiri dari 83 guru dari "non" pendidikan luar biasa (PLB) baik dari guru kelas maupun guru mata pelajaran memperoleh pelatihan terkait mengajar atau menjadi pendamping anak berkebutuhan khusus. Sebanyak 70 guru, lanjutnya, memperoleh pelatihan terkait penyusunan kurikulum dan sebanyak 83 kepala sekolah (kasek) memperoleh pelatihan terkait manajemen pendidikan inklusi. "Pelatihan pendidikan inklusi ditangani Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) dari Unesa Surabaya, pekan lalu," jelasnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014