Jombang (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, menunggu hasil uji laboratorium forensik Polda Jatim pascadibakarnya bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya - Yogyakarta oleh massa di daerah itu. "Tim labfor sudah datang ke lokasi, dan kami saat ini masih menunggu hasilnya, bisa jadi sampai satu pekan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Jombang AKP Sugeng Widodo di Jombang, Jumat. Ia mengaku belum mengetahui dengan pasti penyebab insiden terbakarnya bus itu, apakah karena ada lemparan api dari luar ataukah terjadi gesekan di mesin bus sendiri. Saat ini, petugas masih melakukan pemeriksaan pada sopir dan kenek, serta sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Pihaknya juga masih mengamankan sopir serta kenek bus, untuk mempermudah proses pemeriksaan. "Kami juga masih terus cari informasi siapa yang mengawali sumber api, apakah ada pelemparan dari luar," katanya. Sebelumnya, sebuah bus dari "Selamat grup" Sugeng Rahayu jurusan Surabaya - Yogyakarta dibakar massa setelah menabrak satu keluarga di Kabupaten Jombang, Kamis malam. Kejadian itu berawal dari kecelakaan lalu lintas di Desa Ngemplak, Kecamatan Perak, Jombang. Terdapat tiga korban kecelakaan yang diketahui masih satu keluarga, yaitu Khusnul Kotimah (38), Wahyudi (16), serta seorang balita bernama Santoso (5), warga Dusun Barong, Desa Barong Sawahan, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Kabupaten Jombang. Mereka meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Kronologis kejadian itu adalah saat itu bus Sugeng Rahayu dengan nomor polisi W 7100 UZ yang dikemudikan oleh Suyono (33), warga Gondang Ngeblak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Solo. Bus melaju dari arah timur ke barat mendahului kendaraan sedan yang tidak diketahui identitasnya, mengambil haluan ke kanan, sehingga menabrak sepeda motor tersebut. Warga kesal dengan kejadian itu, dan secara otomatis menghentikan bus tersebut. Sopir bus dan kondektur juga sempat menjadi pelampiasan kemarahan massa, hingga bus itu dibakar. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013