Oleh Laily Widya A. Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menggagas seminar mahasiswa yang memaparkan prediksi perkembangan ekonomi Indonesia tahun 2014 dalam seminar "Economic Outlook" 2014 di aula Unitomo Surabaya, Senin. Berawal dari peristiwa ekonomi yang melemahkan rupiah, Himpunan Mahasiswa Jurusan (Himajur) Akuntansi beserta BEM Fakultas Ekonomi dan menggandeng BEM Unitomo mampu menghadirkan peserta sebanyak 300 mahasiswa dari berbagai jurusan di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. "Pembicaranya dari mahasiswi Unitomo dan mahasiswa Unair, untuk materinya dari mereka sendiri yang sebelumnya mengajukan proposal terlebih dahulu ke kami," kata Dekan FE Unitomo, dr Liostin RR. Ulli Tampubolon MM. Dalam seminar yang berlangsung setengah hari itu, Mahasiswa Akuntansi Unitomo, Sueccyati Dyah Ayuning Pakerti, menjelaskan bagaimana awal dari krisis ekonomi hingga prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2014. "Ketika itu Amerika Serikat sangat bergantung pada dana kredit, sehingga muncullah kebijakan central bank Amerika Serikat yang menarik dananya ke negara debitor, termasuk Indonesia, sehingga permintaan dolar meningkat dan melemahkan rupiah," kata mahasiswi semester 1 itu. Ia menjelaskan kebutuhan dolar yang meningkat menjadikan dolar semakin kuat, sehingga berdampak pada Indonesia yang memiliki utang jatuh tempo ke dolar mencapai 174 juta dolar. "Dengan turunnya harga rupiah hingga Rp12.300 di titik dolar, maka yang dikhawatirkan akan terjadi inflasi mencapai diatas 8,2-8,3 persen, padahal Bank Indonesia menargetkan 4,5 persen," ungkapnya. Kebijakan pemerintah akhirnya menaikkan suku bunga yang dimulai Juli lalu hingga sekarang mencapai 7,5 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi di 2013 mencapai 5,5-5,9 persen dan ditargetkan pada 2014 bisa ditingkatkan sebesar 5,8-6,2 persen karena adanya pemilu dengan catatan pemilu berjalan dengan lancar. Sementara itu, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Mochammad Badowi, menjelaskan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan prospek industri menyongsong perekonomian 2014. "Ada tiga hal yang akan saya bahas, yakni pertama terkait industri Indonesia 2014, kedua terkait potensi UMKM yang bergerak di tahun 2014, dan terakhir tentang prospek industri dan UMKM 2014," kata mahasiswa semester V. Ia menambahkan di tahun 2014, industri makanan akan menjadi nilai tambah yang besar mencapai 166 lebih yang akan didukung pada sektor makanan, sedangkan pada UMKM tidak berpengaruh karena jumlah UMKM semakin meningkat. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013