Oleh Riza Harahap
Surabaya (Antara) - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto menilai pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengakui Australia melakukan kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi merupakan keuntungan politis bagi Indonesia.
"Dengan pernyataan dari PM Australia tersebut hendaknya Indonesia membuat sikap baru terhadap Australia," kata Endriartono Sutarto pada kuliah umum kebangsaan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Surabaya, Kamis.
Endriartono mengatakan hal itu menjawab pertanyaan mahasiswa soal bagaimana sebaiknya sikap Indonesia menindaklanjuti kasus penyadapan yang dilakukan oleh Australia.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan memanggil pulang duta besar Indonesia di Australia sudah benar.
"Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memanggil pulang Duta Besar Indonesia di Australia, menunjukkan sikap Indonesia yang tegas. Keputusan ini sudah menjadi pukulan keras bagi Australia," katanya.
Langkah selanjutnya dari Pemerintah Indonesia, kata dia, sebaiknya Indonesia memutuskan sementara kontrak-kotrak kerja sama yang sudah disetujui bersama Australia dan mendesak Pemerintah Australia meminta maaf kepada Indonesia.
Endriartono menambahkan, surat balasan dari Perdana Menteri Australia yang isinya antara lain, bahwa Australia mengakui melakukan kesalahan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
"Pernyataan PM Australia melalui suratnya kepada Presiden Yudhoyono tersebut merupakan keuntungan politis bagi Indonesia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013