Pamekasan (Antara Jatim) - Anggota DPRD Pamekasan, Jawa Timur, Iskandar memberikan penghargaan kepada kelompok musik tradisional daul Sakera karena kelompok musik ini dinilai mampu mempertahankan budaya tradisional dan membawa nama harum Pamekasan di tingkat nasional. Musik tradisional daul Sakera ini merupakan satu dari sekitar 200 lebih kelompok musik tradisional daul yang ada di Kabupaten Pamekasan yang banyak merah prestasi dalam kurum waktu 17 tahun, sejak didirikan pada tahun 1997 hingga 2013 ini. "Prestasi yang sangat sepektakuler yang diraih kelompok musik ini adalah penghargaan dari Direktur Jenderal Nilai Seni dan Film Kebudayaan dan Pariwisata mewakili Provinsi Jawa Timur di istana negara tahun 2009 lalu," kata Iskandar, Jumat. Ketua Komisi A DPRD yang juga ketua Yayasan Landhep Semmo, yakni yayasan yang bergerak dalam pelestarian budaya dan kesenian tradisional Madura ini menjelaskan, pemberian penghargaan kepada kelompok musik daul Sakera ini sekaligus sebagai pemicu kepala kelompok musik tradisional lainnya agar bisa eksis dan tetap lestari. Sejak kelompok musik etnik Madura yang dipimpin oleh Mohammad Haris ini didirikan, sudah tercatat meraih 19 kali penghargaan, baik di tingkat lokal Pamekasan, Jawa Timur, hingga di tingkat nasional. Kelompok musik ini juga pernah tercatat sebagai penyaji terbaik Festival Lagu Daerah se-Jawa Timur di Taman Krida Malang, bahkan pernah dipercaya berperan dalam film bertema perjuangan bangsa ini berjudul "Bendera Sobek di Surabaya" pada 2010. "Makanya pimpinan kelompok musik ini layak dinobatkan sebagai pelestari dan pengembang seni dan budaya Madura, karena cita-cita pendirinya adalah melestarikan dan memasyarakatkan musik tradisional kepada kalangan generasi muda Madura secara umum dan Pamekasan secara khusus," kata Iskandar menjelaskan. Dalam pidato kebudayaan pada pagelaran malam budaya yang di lapangan Bulai Galis, Pamekasan saat memberikan penghargaan kepada sejumlah kelompok musik tradisional, termasuk musik daul Sakera ini, Iskandar menyatakan, Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan hazanah budaya dengan jenis tradisional yang beragam pula. Keberadaan Indonesia di mata dunia, salah satunya karena adanya keragaman seni dan budaya, termasuk seni musik tradisional. Bahkan, kesenian musik tradisional, kata Ketua Komisi A DPRD Pamekasan yang juga Ketua Yayasan Landhep Semmo ini, kini tidak lagi hanya sebatas kesenian kampung, akan tetapi mampu menjelma menjadi kesejian yang bisa dinikmati semua kalangan. "Atas dasar itulah, maka saya selaku anggota DPRD sekaligus sebagai pembina pelestarian kesenian tradisional Madura, terdorong untuk terus ikut berjuang melestarikan hazanah budaya dan tradisi di Madura ini," katanya menjelaskan. Ayah tiga orang anak ini juga menganggap penting upaya perjuangan pelestarian budaya dan musik tradisional ini melalui jalur politik, karena selama ini, perjuangan melalui jalur ini belum banyak yang memperhatikan. Iskandar yang kini menggagas perlunya pemerintah membuat peraturan daerah (Perda) tentang Pelestarian Budaya Tradisional itu lebih lanjut menyatakan, dukungan para pegiat musik dan seni tradisional sangat penting, agar hazanah budaya dan kesenian tradisional tetap lestari dan tidak tergerus dengan arus modernisme. Bagi Iskandar, budaya dan kesenian tradisional Madura harus tetap dipertahankan, bahkan harus disemarakkan, karena memang itulah yang menjadi identitas sejati sebuah komunitas atau kelompok masyarakat, khususnya di Pulau Garam Madura. Pengharaan yang diberikan oleh anggota DPRD Pamekasan Iskandar yang juga Ketua Yayasan Landhep Semmo Madura kali ini merupakan kali keenam. Sebelumnya yayasan yang dirikan oleh kalangan seniman, praktisi budaya, akademisi dan jurnalis di Madura ini juga telah memberikan penghargaan atas pelestarian seni macapat, upara adat Madura, jurnalis pelestari seni budaya, penyair muda Madura dan pelestari tari tradisional Madura. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013